Breaking News:

Virus Corona

Curhat di ILC Makin Merugi Pasca PSBB, Pengusaha Restoran: Sampai Bulan Juni Kita Sudah Inalillahi

Pengusaha restoran menceritakan bagaimana pendapatan usaha makanan, dan minuman semakin merugi setelah PSBB diberlakukan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
YouTube Indonesia Lawyers Club
Pengusaha Restoran Emil Arifin di acara ILC Senin (22/4/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Restoran adalah satu dari sekian sektor usaha yang merugi akibat pandemi Virus Corona (Covid-19).

Pengusaha Restoran Emil Arifin menjelaskan kerugian bisnis restoran semakin parah setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Ia mengatakan apabila kerugian terus berlanjut hingga bulan Juni, banyak restoran yang akan bangkrut.

Pengemudi ojek online (ojol) mangambil pesanan konsumen di salah satu toko minuman di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020). Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), pengemudi ojek online harus tetap mencari nafkah di luar rumah meski khawatir tertular virus corona. Meski begitu, layanan penumpang menurun drastis bahkan nyaris tidak ada penumpang setiap harinya karena himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tinggal di rumah dan yang terbaru himbauan Polri pengendara sepeda motor untuk tidak berboncengan atau membawa penumpang guna mencegah penyebaran Covid-1. Sekarang ini para pengemudi ojek online tinggal mengandalkan layanan pesan-antar makanan/minuman dan pengiriman barang. Kedua layanan ini juga mengalami penurunan karena banyak toko, restoran, dan warung makan dan minum yang tutup.
Pengemudi ojek online (ojol) mangambil pesanan konsumen di salah satu toko minuman di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Susi Pudjiastuti Blak-blakan Cerita Kerugian Imbas Corona, Terancam Bangkrut, Rugi Rp 30 M per Bulan

Dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Senin (21/4/2020), awalnya Emil bercerita sebelum PSBB diterapkan, restoran masih bisa mendapatkan keuntungan mulai dari 20 hingga 30 persen.

Emil mengatakan pendapatan sebelum PSBB bisa lebih banyak karena masih diperbolehkan bagi masyarakat untuk makan di restoran.

Namun semenjak masyarakat dilarang untuk makan langsung di restoran, kini pendapatan terus menipis hingga tersisa 10 persen saja.

"Tapi begitu PSBB tidak ada orang yang datang ke restoran, duduk, tidak boleh, hanya boleh takeout," kata Emil.

"Itu drop pendapatannya tinggal 10 persen dari normal."

"Sekarang semuanya mengalami negatif cash flow," lanjutnya.

Emil mengatakan normalnya pendapatan sebelum Covid-19 melanda, perusahaan bisa memperoleh surplus mulai lima hingga delapan persen dari total pendapatan.

Kini Emil mengakui banyak pengusaha sudah kesulitan membayar pengeluaran, meskipun sudah memotong gaji karyawan, tidak membayar sewa tempat, dan mem-PHK karyawannya.

Emil mengatakan apabila kerugian terus terjadi hingga bulan Juni, para pengusaha tidak akan bisa bangkit kembali.

"Kalau negatif cash flow ini kita teruskan sampai tiga bulan, sampai bulan Juni itu kita sudah Inalillahi," kata dia.

Terungkap Bukan Kelaparan, Ini Penyebab Kematian Wanita yang Sempat Tak Makan 2 Hari di Serang

Andaikan bulan Juni pandemi Covid-19 telah rampung, Emil mengatakan akan banyak pengusaha yang tidak bisa memulai bisnis mereka karena sudah tidak lagi memiliki dana untuk memulai.

"Banyak restoran tidak punya dana lagi untuk starting (memulai kembali), dia mau dapat dana dari mana," ucap Emil.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Indonesia Lawyers Club (ILC)pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved