Breaking News:

Virus Corona

Perawat Diusir dari Kos di Palembang, Gubernur Sumsel: Tak Setragis yang Diceritakan, RT Itu Benar

Gubernur Sumsel, Herman Deru merspons kabar 6 tenaga medis dari mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan karena diusir dari kos

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Atri Wahyu Mukti
Youtube/metrotvnews
Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru angkat bicara soal penolakan tenaga medis yang diusir dari kos oleh RT dan warganya. 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru merespons kabar 6 tenaga medis dari mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan karena diusir dari lingkungan tempat tinggal sementaranya.

Keenam tenaga medis yang merupakan perawat itu diusir dari kosnya oleh RT, RW dan warga setempat karena dikhawatirkan akan menularkan Virus Corona.

Dikutip TribunWow.com, kejadian tersebut terjadi di wilayah Kelurahan Sungai Pangeran, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatra Selatan.

Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru merspons kabar 6 tenaga medis dari mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan karena diusir dari lingkungan tempat tinggal sementaranya.
Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru merspons kabar 6 tenaga medis dari mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan karena diusir dari kos. (Youtube/metrotvnews)

 

IDI Punya Data Beda soal Jumlah Kematian Pasien Corona, Istana Tetap Percaya Jubir Achmad Yurianto

Mengetahui hal tersebut, Herman Deru mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan ketua RT dan warganya telah benar.

Ia justru mengapresiasi hal tersebut sebagai wujud kewaspadaan masyarakat terhadap penularan Virus Corona.

"Tentu saya mengapresiasi kesadaran masyarakat RT dan RW yang telah sadar akan pentingnya mencegah Covid-19," terang Herman Deru dikutip dari kanal metrotvnews, Selasa (21//4/2020).

Lebih lanjut, Herman mengatkan yang terjadi di lapangan ialah pejabat lingkungan tersebut telah mengetahui bahwa perawat yang tinggal di sana adalah petugas yang menangani Covid-19.

Terlebih, Pemrprov Sumatra Selatan sudah menyediakan tempat khusus untuk para perawat.

Heman Deru mengatakan, pihaknya sebenarnya telah menyediakan tempat berstandar hotel untuk menampung petugas Covid-19 di wilayahnya.

Bahkan Pemprov juga telah menyediakan hotel milik pemerintah yang telah diinstruksikan untuk menginap para petugas medis.

Belva Devara Undurkan Diri dari Posisi Stafsus Milenial Jokowi, Tidak Ingin Presiden Banyak Pikiran

Akui Punya Data Pasien Corona hingga Alamat Rumah, Istana Masih Pikir-pikir Buka Data ke Publik

"Sebenarnya yang terjadi di lapangan adalah RT dan RW mengetahui bahwa petugas itu adalah yang menangani Covid-19," terang Herman.

"Dan sebenarnya pemerintah povinsi sudah menyediakan di Jakabaring, satu blok di Wisma Atlet, yang berstandar hotel kita siapkan menjadi penampungan para medis."

"Dan juga bahkan 1 hotel milik pemerintah provinsi, mulai hari ini sudah kita instruksikan untuk dapat menampung itu," tambahnya.

Oleh sebab itu, Herman Deru menyebut apa yang sebenarnya terjadi tidak sedramatis yang diberitakan.

Apalagi, ia menyebut bahwa ketua RT dan RW telah meminta dan menyampaikan hal tersebut secara sopan.

Ia justru membenarkan apa yang telah dilakukan warganya sebagai bentuk keamanan diri.

Apalagi pemrov telah menyediakan penampungan khusus.

Kareanya Herman mengapresiasi tindakan RT dan RW tersebut.

"Jadi sebenarnya berita itu tidak setragis apa yang diceritakan di lapangan," kata Herman.

"Sebenarnya RT dan RW itu telah menyampaikan secara sopan."

"Justru tindakan RT dan RW itu benar, artinya cara penyampaiannya juga sudah benar, maka kepada seluruh masyarakat kita mewaspadai itu."

"Lalu kepada pemilik kos juga tidak disalahkan, karena sudah ada penampungan."

"Jadi kita apresiasi dong apa yang sudah dilakukan oleh RT dan RW tersebut selama cara penyampainnya dengan cara 'ketimuran' begitu," tandasnya.

Yuli Meninggal seusai 2 Hari Tak Makan karena Dampak Corona, Camat Serang Buka Suara soal Bantuan

Simak videonya mulai dari menit 3.00:

Tangis Rabiatun Adawiyah, Tenaga Medis yang Rindu Anaknya
Rabiatun Adawiyah, petugas medis di rumah sakit darurat untuk Virus Corona, tak kuasa menahan tangis saat memceritakan kerinduan pada keluarga.

Dilansir TribunWow.com, relawan asal Aceh itu bahkan meninggalkan anak semata wayangnya yang masih berusia 9 tahun untuk turut membantu penanganan pasien Virus Corona.

Ia bahkan mengaku sering menangis di dalam kamar saat merasa rindu pada putrinya.

Hal itu disampaikan Rabiatun melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (16/4/2020).

Pasien Virus Corona dirawat.
Pasien Virus Corona dirawat. (AFP/Mizan)

 Lebih dari 5 Ribu Karyawan di Jaksel Kena PHK akibat Corona, Disnaker: Mayoritas Sekuriti dan Retail

 Ruben Onsu Cerita soal Pengalamannya Berbisnis Kuliner: Jantung Gue Udah Kayak Naik Jet Coaster

Rabiyatun yang berprofesi sebagai petugas laboratorium itu menjadi relawan di Wisma Altet dan bekerja secara shift.

Hal itulah yang membuatnya cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan sang buah hati.

"Dalam sehari kan ada empat shift ya, kebetulan pas tugas saya itu ada shif ke empat jam 2 malam sampai jam 8 pagi," kata Rabiyatun.

"Malam, kalau misalnya jadwal saya di pagi atau siang atau sampai jam 8 malam, masih bisa saya hubungi sekitar jam 9 malam."

Bahkan, Rabiyatun juga merasakan pahitnya tak bisa berkomunikasi dengan sang anak pada kondisi tertentu.

"Tapi kalau misalnya posisi saya tugasnya dari jam 8 malam ke jam 2 pagi, saya enggak ada komunikasi," ujar dia.

"Hanya komunikasinya di pagi hari, itu pun kalau anak saya sudah bangun."

 Kisah Viral Ayah Jual HP Rusak demi Beli Beras untuk 5 Anaknya: Bisa Makan Saja Beruntung

Pengakuan Rabiyatun itu pun langsung ditanggapi oleh sang presenter.

Presenter itu bahkan mengaku tak mampu membayangkan jika berada di posisi Rabiyatun.

"Saya enggak bisa membayangkan enggak berkomunikasi dalam sehari seperti apa menahan rindu," ucap sang presenter.

Tak kuasa menahan air mata, Rabiyatun mengaku sering menangis seorang diri di dalam kamar setelah menjadi relawan di Wisma Altet.

Ia mengatakan sangat merindukan kebersamaan dengan keluarga, terutama dengan anaknya.

"Kadang kalau bersama teman saya agak lupa untuk anak saya, tapi kalau saya sudah ada di kamar itu saya neteskan air mata," ucapnya menangis.

"Sampai sekarang pun gitu, saya rindu dengan ketawanya bermain, karena kalau hari-hari di rumah itu selalu dengan saya."

Simak video berikut ini menit ke-8.58:

(TribunWow.com/Rilo/Tami)

BACA JUGA: Perawat Diusir dari Kos di Palembang, Gubernur Sumsel: Tak Setragis yang Diceritakan, RT Itu Benar

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaPalembangSulawesi SelatanCovid-19PSBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved