Virus Corona
Tak Setuju Kriminalitas Meningkat di Tengah Corona, Kriminolog UI Sebut Sebaliknya, Ini Alasannya
Kriminolog UI, Adrianus Meliala mengaku tidak setuju dengan anggapan bahwa angka krinimalitas meningkat di tengah wabah Virus Corona
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala mengaku tidak setuju dengan anggapan bahwa angka krinimalitas meningkat di tengah wabah Virus Corona.
Karena seperti yang diketahui, muncul kriminalitas yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya pencurian dan pembegalan.
Terlebih ditambah dengan adanya pembebasan para narapidana berdasarkan dari kebijakan Kementerian Hukum dan HAM.
Kondisi seperti itu tentunya membuat masyarakat mulai resah.

• Polri Jawab Ketakutan Warga soal Kriminal Meningkat di Tengah Corona: Banyak Sekali Berita Bohong
Namun, Adrianus Meliala mengatakan hal yang sebaliknya, angka kriminalitas justru menurun.
Dilansir TribunWow.com dari Youtube metrotvnews, Senin (20/4/2020), menurutnya, menurunnya angka kriminalitas diakibatkan oleh berkurangnya aktivitas masyarakat.
Ketika aktivitas masyarakat berkurang, khususnya di tempat-tempat umum, tentu momentum untuk melakukan kejahatan juga menurun.
Termasuk juga dengan kasus pembegalan.
"Nah itu juga data dari mana bahwa tingkat kriminilaitas meningkat, kepolisian mengatakan bahwa kebegalan jauh menurun, jangan lupa bahwa kejahatan adalah bayang-bayang masyarakat," ujar Adrianus Meliala.
"Ketika masyarakat sekarang dihambat bahkan dihentikan kegiatannya, sebagai contoh di tempat-tempat publik itu tidak ada aktivitas sama sekali, bagaimana mungkin kemudian terjadi kriminal," jelasnya.
Adrianus Meliala mengungkapkan kasus kriminal yang meningkat justru yang bersifat penipuan, termasuk juga berita bohong atau hoax.
Selain itu menurutnya dengan situasi seperti ini, maka jalananan menjadi sepi apalagi di wilayah yang sudah menerapkan PSBB.
• Kronologi 6 Anggota Rajawali Vs 2 Orang Begal Kejar-kejaran hingga Berujung Tembakan di Perut
Oleh karenanya, orang yang mempunyai niat buruk akan berpikir ulang, karena risiko untuk tertangkap lebih mudah.
Dirinya mengatakan menurunnya angka kriminalitas bukan sekadar gambaran saja, melainkan nyata berdasarkan informasi dari Kepala Bagian Penerangan Umum Kabag Penum (Kabag Penuhm) Divisi Humas Polri.
"Jadi kalau kita tadi berbicara bahwa kondisi jalan yang sepi lalu kemudian membuat orang lebih mungkin berbuat kejahatan, justru sebaliknya, dengan jalan sepi maka orang mudah distop atau terlihat, lalu orang-orang berhat-hati ketika akan melakukan kejahatan," terangnya.
"Kemarin disebutkan oleh Kabag Penum Divhumas, bahwa angka kejahatan script crime itu jauh menurun, yang banyak adalah kejahatan yang terkait dengan medsos, hoax, pemostingan yang enggak perlu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-9.08:
Polri Jawab Ketakutan Warga soal Kriminal Meningkat di Tengah Corona
Kabagpenhum Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menjawab alasan masyarakat berasumsi bahwa tingkat kriminalitas, dan kejahatan di Indonesia meningkat.
Asep mengatakan angka kriminalitas di Indonesia terlihat tinggi karena berita-berita bohong yang beredar di media sosial.
Berdasarkan data kepolisian, Asep menjelaskan bahwa angka kriminalitas di Indonesia justru menurun, dan dapat dikatakan dalam kategori aman.
• Kabar Baik, Polri Beri Bantuan Rp 600 Ribu Bagi Sopir Bus, Taksi, hingga Andong Terdampak Corona
Dikutip dari SAPA INDONESIA PAGI, Kamis (16/4/2020), Asep menerangkan ada tiga faktor yang menyebabkan masyarakat berpikir tingkat kejahatan di Indonesia meningkat.
"Persepsi publik saat ini tentang situasi Kamtibmas, khususnya kejahatan, ini dipengaruhi setidaknya ada tiga faktor," kata Asep.
Faktor pertama adalah adanya pandangan bahwa pandemi Virus Corona (Covid-19), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meningkatkan angka kriminalitas.
Masyarakat yang ekonominya semakin tergerus menyebabkan mereka melakukan aksi kejahatan.
Kemudian faktor kedua, Asep menyinggung soal pembebasan napi atau asimilasi napi kembali ke masyarakat.
Ia tidak memungkiri hal tersebut juga membuat kekhawatiran masyarakat akan meningkatnya tingkat kejahatan.
Namun dibanding kedua faktor tersebut, Asep menjelaskan sumber ketakutan masyarakat justru berasal dari berita bohong atau hoaks.
"Ketiga, ini yang sangat berbahaya, bahwa banyak sekali berita-berita bohong atau hoaks yang beredar di media sosial," kata Asep.
Ia lalu memberikan contoh berita hoaks yang sempat membuat masyarakat resah.
"Salah satu buktinya adalah ketika Polres Jakarta Utara mengungkap kasus viral satu berita hoaks, dimana saat itu disampaikan dalam berita hoaks itu adanya korban kejahatan begal," ujar Asep.
"Namun setelah ditelusuri faktanya adalah yang dia videokan itu merupakan korban kecelakaan lalu lintas."
"Ini yang kemudian menimbulkan penguatan persepsi kepada masyarakat bahwa terjadi maraknya kejahatan," lanjutnya.
• Sejumlah Napi yang Dibebaskan Kembali Berulah, Yasonna Laoly Ancam akan Masukkan ke Sel Pengasingan
(TribunWow/Elfan Nugroho/Anung Malik)
BACA JUGA: Tak Setuju Kriminalitas Meningkat di Tengah Corona, Kriminolog UI Sebut Sebaliknya, Ini Alasannya