Virus Corona
Kata-kata Terakhir Pasien Covid-19 di New York Diungkap sang Perawat: Siapa yang akan Membayarnya?
Seorang perawat mengungkapkan kata-kata terakhir yang memilukan dari satu korban meninggal Covid-19.
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Pandemi telah menyoroti banyak kekurangan struktural di negara kita (AS), tidak hanya respons terhadap pandemi itu sendiri, tetapi pendekatan kita terhadap cakupan perawatan kesehatan," ujar Smith.
Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju tanpa perawatan kesehatan universal.
CNN memberitakan, hampir 28 juta orang AS non-lansia atau 10,4 persen tidak diasuransikan pada 2018, menurut data Biro Sensus terbaru yang tersedia.
"Mengatasi Virus Corona dengan puluhan juta orang tanpa asuransi kesehatan atau dengan asuransi yang tidak memadai akan menjadi tantangan khas AS di antara negara-negara maju," tulis Larry Levitt di Twitter-nya.
• Ketua RT di Tangerang Bingung soal Terbatasnya Bantuan Corona: Belum Cair Saja Sudah Jadi Beban Hati
Wakil presiden eksekutif di perusahaan perawatan kesehatan Kaiser Permanente itu melanjutkan, "Dibutuhkan dana untuk merawat orang dan menangani perawatan tanpa kompensasi yang diserap oleh penyedia."
Khawatir bahwa biaya tinggi dapat menghambat orang diperiksa saat sakit, banyak perusahaan asuransi dan beberapa negara bagian meluncurkan pembayaran bersama untuk tes Virus Corona bagi pemegang polis tertentu.
Namun pasien masih harus membayar untuk kunjungan tersebut, pengujian lain, dan perawatan Covid-19 atau penyakit lain yang mungkin mereka alami. (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perawat Ini Ungkap Kata-kata Terakhir Pasien Covid-19 yang Pilu"