Virus Corona
Hasil Laporan Sebut Kasus Kematian Pria akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya
Angka kasus kematian akibat Covid-19 ini banyak terjadi pada pria. Namun, para ilmuwan belum bisa memahami penyebabnya.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Di China, hampir 50 persen pria, merokok dan hanya 2 persen wanita yang merokok di negara tersebut.
Selain itu, perbedaan mendasar dalam kesehatan paru-paru pria, diasumsikan berkontribusi pada gejala yang lebih buruk, dari infeksi Virus Corona, SARS-CoV-2 ini.
Perokok pria lebih berisiko
Hipotesis merokok sebagai penyebab kematian paling berisiko dari wabah Virus Corona ini telah dirangkum dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu.
Dalam makalah tersebut menemukan, sebanyak 12 persen perokok memiliki gejala ringan, tetapi 26 persen dari mereka berakhir dalam perawatan intensif atau meninggal.
Merokok ternyata juga dapat menjadi cara pertama penularan infeksi Virus Corona.
Sebab, perokok lebih banyak menyentuh bibir dan mungkin berbagi rokok yang terkontaminasi.
• Ketua RT di Tangerang Bingung soal Terbatasnya Bantuan Corona: Belum Cair Saja Sudah Jadi Beban Hati
Faktor perilaku berdasarkan gender
Sementara, faktor-faktor perilaku yang berbeda antar gender, mungkin juga dapat berperan dalam kerentanan seseorang terhadap penularan Virus Corona ini.
Dalam beberapa penelitian menunjukkan, pria cenderung mencuci tangan tanpa sabun.
Lebih sedikit dari mereka yang mencari perawatan medis dan lebih cenderung mengabaikan nasihat masyarakat.
Ini adalah generalisasi besar, tetapi di seluruh populasi di dunia menempatkan pria pada risiko yang lebih besar di tengah pandemi ini.
Faktor biologis
Kendati demikian, pemahaman lain tentang risiko kematian akibat Covid-19 pada pria terus berkembang.
Para ahli menilai adanya faktor biologis yang lebih besar potensinya dalam berkontribusi terhadap angka kematian Covid-19 pada pria.