Virus Corona
Tanggapi Permintaan Pemberhentian KRL selama PSBB, Pengamat: Terbalik, Kegiatannya yang Dihentikan
Permintaan beberapa kepala daerah di Jabodetabek untuk penggentian KRL mendapat tanggapan dari pengamat transportasi, Ellen Tangkudung.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Permintaan beberapa kepala daerah di Jabodetabek untuk penggentian moda transportasi kereta rel listrik (KRL) mendapat tanggapan dari pengamat transportasi, Ellen Tangkudung.
Dilansir TribunWow.com, Ellen Tangkudung mengatakan penghentian ataupun pembatasan transportasi dinilai bukan langkag tepat untuk mengatasi adanya penumpukan orang di beberpa stasiun KRL Jabodetabek.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, terjadi penumpukan calon penumpang KRL di beberapa stasiun, terutama untuk keberangkatan dengan tujuan Jakarta.

• Terapkan PSBB, Ade Yasin Minta Kemenhub Hentikan Operasional Kereta yang Melintas di Bogor
Kondisi tersebutlah yang dikeluhkan oleh para kepala daerah yang sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti dari Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim dan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
Dalam tayangan Youtube KompasTV, Rabu (15/4/2020), Ellen Tangkudung menilai akar permasalahannya bukan berada di KRLnya.
Namun menurutnya, permasalahnya yaitu berada pada aktivitasnya.
Ia menilai banyaknya pergerakan masyarakat karena ditengarai oleh masih banyaknya perusahaan-perusahaan atau kantor-kantor yang masih memperkerjakan pegawainya tidak secara working from home.
Maka dari itu, Ellen Tangkudung meminta yang diberhentikan bukan transportasinya melainkan aktivitas dari perushaan ataupun kantor tersebut.
Dengan begitu, maka secara otomatis, transportasinya akan mengikuti dentan sendirinya.
"Mengurangi bahkan menghentikan kegiatan transportasi bukan cara untuk mengurangi kerumunan dan membatasi aktivitas," ujar Ellen Tangkudung.
"Ini terbalik, harus kegiatan yang dihentikan, maka tidak akan ada mobilitas orang," sambungnya.
• PSBB Hari Pertama di Depok, Pengendara Masih Ramai, Walkot Sebut Sumbernya Berasal dari DKI Jakarta
Ellen Tangkudung kemudian mencontohkan pada kebijakan pembatasan transportasi TransJakarta yang sempat dilakukan pada pertengan Maret 2020 lalu.
Akibatnya terdapat penumpukan dan antrean cukup panjang di halte-halte.
Menurutnya, permasalahan pada TransJakarta dan KRL tidak berbeda.
"Sudah terbukti ketika tanggal 16 Maret lalu, Pemda DKI mencoba mengurangi aktivitas TransJakarta, alhasil terjadi antrean dan kerumunan di mana-mana," jelasnya.