Virus Corona
Hadapi Stigma Masyarakat, Keluarga dari Pasien Meninggal karena Corona: Ini Bukan Sesuatu yang Hina
Yosep Nugroho, seorang anak dari pasien terinfeksi Virus Corona mengimbau masyarakat agar tidak membangun stigma terhadap warga yang terpapar Covid-19
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Gotong Royong Bantu Warga Positif Covid-19
Teladan ditunjukkan warga Kompleks Puri Cipageran Asri, Kota Cimahi, Jawa Barat yang bergotong royong membantu pasien terpapar Virus Corona di daerahnya.
Masyarakat bergiliran memasakkan makanan dan mengantar ke rumah pasien yang terkena Covid-19 tersebut.
Kepedulian juga di tunjukkan oleh warga, saat pasien tersebut terpaksa harus keluar rumah untuk menjalani pengambilan spesimen secara swab ke rumah sakit.
Warga perumahan di kompleks tersebut memberikan masker gratis dan memberikan dukungannya melalui pesan tertulis kepada pasien terinfeksi.
• Kisah Yulis Setio Buat Warga yang Khawatir Berbalik Mendukung Pasien Positif Corona: Saya Tersentuh
Dilansir tayangan dari akun YouTube Nadjwa Shihab yang diunggah pada Kamis (16/4/2020), Ketua Forum Warga Kompleks Puri Cipageran Asri, Kota Cimahi, Yuli Setio Indartono, menjelaskan mengenai aksi gotong royong warga tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pada mulanya sempat terjadi kepanikan di antara warga kompleks perumahan setelah mengetahui adanya pasien terjangkit Virus Corona di tengah mereka.
"Awalnya seperti yang mungkin terjadi di kompleks yang lain, begitu ada kabar ada yang positif itu kepanikannya luar biasa," ujar Yuli.

Beberapa warga menolak keberadaan pasien tersebut di lingkungannya, bahkan ada warga yang berniat pindah sementara dari kompleks perumahan tersebut.
"Ada yang meminta supaya pasiennya harus diantar ke rumah sakit dengan ambulans, ada yang ingin pindah sementara dari situ," sambung Yuli.
Pihaknya kemudian melakukan pendekatan pada tokoh masyarakat yang ada di kompleks perumahan tersebut dan memberikan pengertian.
"Kami melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat, menyampaikan poin-poin yang perlu diketahui. Protokol kesehatan, karateristik penyakit ini, dan bahwa ini adalah musibah yang tidak dikehendaki oleh siapapun, termasuk oleh pasien yang bersangkutan. Sehingga warga perlu untuk membantu," jelas Yuli.
Setelah dilakukan upaya edukasi dan sosialisasi pada masyarakat, warga yang ada di kompleks tersebut malah kemudian mendukung.
"Kemudian para tokoh masyarakat di RT 04, RW 10 itu, bergerak kepada masyarakat menyampaikan pemahaman yang benar kepada masyarakat, sehingga kemudian justru dukungan yang mengalir," imbuhnnya.
Komunitas masyarakat di perumahan tersebut membantu menyediakan makan bagi pasien dan keluarga sehingga tetap dapat bertahan di rumah.