Virus Corona
Hadapi Stigma Masyarakat, Keluarga dari Pasien Meninggal karena Corona: Ini Bukan Sesuatu yang Hina
Yosep Nugroho, seorang anak dari pasien terinfeksi Virus Corona mengimbau masyarakat agar tidak membangun stigma terhadap warga yang terpapar Covid-19
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Yosep Nugroho, seorang anak dari pasien meninggal terinfeksi Virus Corona mengimbau masyarakat agar tidak membangun stigma terhadap warga yang terpapar Covid-19.
Mulanya, Yosep mengaku merasa dikucilkan warga di lingkungan rumahnya, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Hal ini terjadi setelah Yosep menginformasikan bahwa ayahnya positif terkena Virus Corona kepada perangkat lingkungan setempat.
• Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19, Antar Makanan hingga Makamkan Jenazah Pasien yang Terlantar
Dikutip TribunWow.com dari video yang diunggah akun Najwa Shihab, Kamis (16/4/2020), Yosep menuturkan bahwa keluarganya merasakan perbedaan perlakuan dari warga setelah ayahnya meninggal.
Jalan menuju rumah mereka diblokir tanpa ijin dan informasi mengenai foto rumahnya disebarkan di grup whatsapp RT maupun RW.
Yosep juga merasa ada pandangan aneh dari orang-orang saat lewat di depan rumahnya.
"Kalau saya perhatiin dari balkon atas, orang suka ngeliat rumah saya gimana gitu kalau lewat," ujar Yosep.
Untuk mengurangi stigma yang terbentuk di masyarakat, Yosep meminta agar pihak berwenang mau mengadakan sosialisasi agar masyarakat mengerti bahwa warga terdampak Virus Corona ini tidak perlu dikucilkan.
"Perlu adanya sosialisasi terus, bahwa orang-orang yang terkena atau keluarga yang terkena Covid ini bukan untuk dikucilkan, bukan untuk dijauhkan," kata Yosep.
Selama menjalani isolasi mandiri, Yosep masih mendapatkan suplai harian dari kerabatnya yang bergantian memasakkan dan mengirimi mereka makanan.
Namun, ia mengaku tidak mendapatkan bantuan sama sekali dari pihak RW ataupun warga sekitar.
Yosep meminta agar masyarakat tidak membangun anggapan yang buruk tentang keluarganya, karena penyakit ini bukanlah sebuah aib.
"Kalau tidak bisa menolong dengan menyuplai makanan, ataupun hal lain, minimal tidak mengucilkan, atau membangun opini yang tidak-tidak," ungkap Yosep.
"Padahal ini wabah yang terjadi di mana-mana, ini bukan sesuatu yang hina," sambungnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-08:45: