Virus Corona
Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta Tembus 987 Orang, Sebut Kurva Kini Bentuknya J
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan korban Virus Corona di Ibu Kota terus bertambah.
Editor: Lailatun Niqmah
Kebijakan PSBB yang dilakukan Anies di antaranya menutup sementara tempat pariwisata yang dikelola pemerintah atau swasta, meliburkan aktivitas sekolah, mengubah metode kerja pekerja menjadi bekerja di rumah (work from home/WFH), mengurangi jam operasional angkutan publik dan sebagainya.
“Kami melakukan PSBB dengan peraturan memang baru empat hari (sejak Jumat, 10/4/2020). Tapi sesungguhnya PSBB itu sudah dilakukan mulai 14 Maret."
"Artinya, kami melakukan langkah ini lebih awal dan ini hanya bisa dinilai (kebijakan PSBB) di kemudian hari, nggak bisa sekarang,” tambahnya.
Awasi Orang Asing
Anies Baswedan mengaku sudah memanggil tim intelijen dan imigrasi untuk memantau keluar masuk orang Tiongkok di Jakarta, sejak Januri lalu.
Mereka yang tergabung dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) itu diminta awasi pergerakan Covid-19.
Pemantauan itu kata Anies sudah dimulai jauh sebelum kasus positif satu dan dua yang terjadi di Depok, Jawa Barat, pada awal Maret 2020.
Sejak awal Januari ketika Wuhan mulai mendeteksi adanya virus baru, DKI Jakarta disebut sudah mulai bersiap mengantisipasi masuknya virus ke Jakarta.
"Jadi sejak Januari kami monitor terus Covid-19. Saya panggil Tim Pora yang didalamnnya ada imigrasi dan intelijen. Disitu saya tanya dimana saja orang Tiongkok di Jakarta karena saya perlu datanya untuk diawasi," ungkap Anies.
Menurut Anies, antisipasi dini itu bukan tanpa sebab. Hal itu lantaran Jakarta merupakan satu dari gerbang dunia.
Di mana Jakarta bukan hanya terhubung dengan Indonesia tapi juga terhubung dengan negara-negara lainnya di dunia.
Ia meyakini Ibu Kota ini akan menjadi pintu masuk virus Covid-19 ke Indonesia. Bahkan sejak awal Januari, DKI Jakarta sudah memiliki data pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP).
Dinas Kesehatan saat itu sudah diwajibkan mengirimkan data-data ODP dan PDP yang didapat dari laporan Tim Pora.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga sudah membuat briefing dengan seluruh rumah sakit di Jakarta untuk melaporkan pasien yang memiliki gejala Covid-19.
"Semua itu sudah dilakukan Jakarta bahkan sebelum nama Covid-19 lumrah dipakai. Saat itu namanya masih Pnemunia Wuhan," ungkap Anies.
Pemprov DKI Jakarta sudah siap dengan tim gugus Covid-19 ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) umumkan kasus satu dan dua di Depok, Jawa Barat.
Bahkan Jakarta juga sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk yakni isolasi. Anies mengaku saat itu ia sudah belajar dari negara-negara yang terlebih dahulu terserang wabah Virus Corona seperti Italia, Iran dan Korea Selatan.
Satu-satunya cara untuk memperkecil jumlah penularan ialah dengan memaksa masyarakat untuk kurangi kegiatan di luar rumah.
Itulah sebabnya, Jakarta sebagai kota pertama yang menerapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk menimimalisir penularan virus.
"Kami sampai buat simulasi pergerakan mana yang paling berisiko dan berapa jumlah pasien yang muncul karena ini tanggung jawab saya dan kita yang punya Jakarta," ujar Anies. (Warta Kota/Domu D. Ambarita/faf/jos/m24)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta sudah 987 Orang, Ingatkan Warga Tak Mudik