Virus Corona
Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta Tembus 987 Orang, Sebut Kurva Kini Bentuknya J
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan korban Virus Corona di Ibu Kota terus bertambah.
Editor: Lailatun Niqmah
"Itu bagaimana penjelasannya? Penjelasannya karena mereka tidak segera melakukan penutupan, tidak segera melakukan pembatasan sosial, ketika sudah melonjak baru pembatasan sosial, loh berat," katanya.
Untuk itu Anies mengungkapkan, ia juga mempelajari apa yang terjadi di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China, angka penyebaran virus Covid-19 menurun saat dilakukan pembatasan (lockdown) oleh pemerintah China.
Kasus Corona di Wuhan turun setelah ada kebijakan lock down, sehingga tidak ada interaksi social.
“Inilah pelajaran penting, kenapa itu sejak Maret kita lakukan (pembatasan sosial di Jakarta--Red). Ya karena kita baca data di Wuhan. Mau kita potong penyebarannya," jelasnya.
Anies juga menanggapi berbagai komentar miring terhadapnya selama melakukan penanganan Covid-19 ini. Dirinya menganggap hal itu bukan sebagai bentuk masalah.
"Kalau soal bully itu tidak apa-apalah, itu bagian dari takdirnya Gubernur Jakarta. Paketnya itu di ejek dibully itu udah sepaket dan diterima sebagai kenyataan bukan sebagai masalah," ucapnya.
• Karni Ilyas Blak-blakan Kritik PSBB DKI dan Kartu Prakerja Jokowi: Jangan Lihat Tukang Ojek Saja
Belum Punya Data Pasti
Anies mengakui Pemprov DKI Jakarta belum memiliki angka pasti jumlah orang yang terinfeksi Covid-19.
Namun pemerintah baru mengantongi jumlah yang terinfeksi Virus Corona setelah melakukan tes kesehatan kepada pihak yang bersangkutan
“Hari ini kalau ditanya jumlah orang yang positif Covid-19, kami tidak tahu kok. Tapi yang kami tahu jumlah orang yang sudah dites dengan hasil positif. Itu kan dua hal yang berbeda. Orang yang sudah dites positif, dengan orang yang sudah terjangkit Covid-19,” tambahnya.
Gubernur Anies Baswedan mencontohkan, misalnya di suatu daerah jumlah populasinya ada 1 juta orang. Pemerintah kemudian mengecek kesehatan 1.000 warganya.
Dari 1.000 warga yang menjalani uji Covid-19, kemudian diperoleh sejumlah kasus positif.
Sehingga amat tidak mungkin orang yang dinyatakan positif Corona ada 2.000, karena yang diperiksa hanya seribu.
“Kami itu hanya tahu angka orang yang sudah dites, tapi kami belum tahu berapa angka yang sesungguhnya sudah terjangkiti Covid-19,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Anies menyebut sebetulnya DKI Jakarta telah melakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lebih dulu, sebelum disetujui Kementerian Kesehatan RI.