Virus Corona
Sesalkan Kemenhub, Agus Pambagio Minta Nasib Ojol Serahkan pada Aplikator: Dia Kan Sudah Menikmati
Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen, Agus Pambagio menyesalkan diperbolehkannya Driver Ojol oleh Kementerian Perhubungan.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Pemerhati dari Universitas Indonesia ini menyesalkan adanya perbedaaan keputusan Kementerian Kesehatan dan Kemenhub itu.
• Sejumlah Perusahaan Belum Hentikan Aktivitasnya meski PSBB, Ketum Apindo: Tinggal Tunggu Waktu
"Sekali lagi munculnya Permenhub nomor 18 tahun 2020 ini menurut saya membuat orang bingung, dan saya berkesimpulan sudahlah enggak usah diatur saja kalau mau masing-masing sendiri,"
"Karena setiap kementerian akan punya sendiri, bagi saya membayangkan bagaimana jalannya ini," ucap dia.
Sehingga, Agus merasa kasihan pada penegak hukum PSBB yang jadi bingung karena tak ada sanksi hukum secara jelas atas pemberlakuan PSBB ini.
"Terus saya kasihan bapak penegak hukum di jalan karena saya ingin ini bisa diatur mekanisme hukumnya karena kalau tidak law in force-nya percuma tidak ada bedanya dengan social distancing," kata dia.
Lihat videonya mulai menit ke-1:48:
PSBB di Jakarta Disebut Belum Efektif
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta diketahui sudah dilaksanakan sejak Jumat (10/4/2020).
Namun, Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah menilai pemberlakuan PSBB di Jakarta belum maksimal.
Hal itu diungkapkan Trubus Rahardiansyah saat menjadi narasumber di acara Dua Arah Kompas TV pada Senin (13/4/2020).
• Kabar Gembira, Ahok Beri Cashback untuk Ojol yang Beli Produk Pertamina di Tengah Virus Corona
Trubus menilai PSBB di Jakarta kurang efektif lantaran sosialisasi yang dilakukan belum maksimal sampai ke semua lapisan masyarakat.
"Menurut saya akan efektif kalau misalnya pembatasan itu sendiri memang sampai ke tataran masyarakat itu sendiri."
"Karena selama ini yang kita lihat bahwa sosialisasi yang relatif kurang, pada akhirnya masyarakat enggak memahami," ucap Trubus.
Sehingga, itulah alasan mengapa di beberapa titik di Jakarta keadaan masih seperti biasanya sebelum PSBB diberlakukan.
"Maka yang terjadi tidak saja yang berlaku di Jakarta tadi pagi juga, beberapa hari yang lalu sama, kondisinya enggak jauh berbeda. Maka ini yang akan terjadi adalah bagaimana rencana kita untuk memutus mata rantai pandemi itu sendiri jadi belum optimal," kata Trubus sedikit tertawa.