Virus Corona
Suara Anak-anak Jalani Kegiatan di Rumah karena Corona: Banyak Hoax Beredar, Itu Membuat Kita Stres
Setiap anak memiliki respons berbeda dalam menanggapi kegiatan bersekolah dari rumah karena dampak wabah Virus Corona.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Semenjak wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia pemerintah telah mengimbau agar masyarakat melakukan kegiatan di rumah supaya penyebaran wabah dapat diminimalisir.
Mulai dari bekerja, sekolah, hingga beribadah dianjurkan untuk dilakukan di rumah.
Sejumlah pemerintah daerah juga telah mengeluarkan aturan untuk meliburkan sekolah.

• Jawaban Polri saat Ditanya Ketegasan Denda Rp 100 Juta PSBB: Imbauan Persuasif sampai Hari Minggu
Save The Children Indonesia, sebuah organisasi internasional yang bergerak demi hak-hak dan kesejahteraan anak, telah melakukan survei tentang pendpat anak-anak selama menjalani kegiatan belajar mengajar di rumah.
Jonathan Victor Rembeth Ketua Gugus Kerja Kampanye, dan Media Save The Children Indonesia, mengatakan tujuan dari organisasinya adalah supaya pemerintah bisa mendengarkan masukkan dari anak-anak untuk membuat kebijakan yang menyasar anak-anak.
"Kita ingin anak-anak mempunyai hak partisipasi," kata Jonathan saat hadir di konferensi pers penanganan Covid-19 di kanal YouTube BNPB, Sabtu (11/4/2020).
"Kita ingin sekali bahwa anak-anak sebagai masa depan keluarga, dan bangsa, anak-anak bisa berbicara, anak-anak bisa berpartisipasi dalam berbagai hal dimana hak ini adalah hak untuk mengungkapkan sesuatu," paparnya.
"Dalam situasi Covid-19 ini, kami ingin sekali anak-anak diberikan partisipasi untuk berbicara," kata Jonathan.
"Dan dalam pembicaraan ini, menjadi strategi pengendalian, dan penanganan Covid itu akan lebih tepat, dan tidak menimbulkan keresahan secara khusus pada anak-anak," lanjutnya.
• Pelanggar PSBB Terancam Pidana 1 Tahun Penjara, Kombes Pol Yusri Yunus: Mengedepankan Pencegahan
Tanggapan Anak soal Covid-19
Pertama adalah Inry, gadis berumur 15 tahun asal Kabupaten Bandung, ia merasakan perasaan campur aduk ketika pemerintah memutuskan agar kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah.
"Kalau menurut aku sih ya, aku ada merasa senang pertama, kedua rasa sedih, dan ketiga ada rasa khawatir," ucapnya.
Berbeda dengan Inry, Nadhira (17) justru senang, dan merasa bebas bisa belajar dari rumah.
"Aku senang banget sih, soalnya kan kita enggak perlu bangun subuh buat siap-siap ke sekolah, dan tugas pun kita bisa ngerjain di rumah, terus kirim online," kata Nadhira.
Saripah, pelajar berusia 16 tahun asal Bandung merasa dengan adanya kegiatan belajar di rumah, jadwal belajarnya jadi tidak teratur.