Virus Corona
Singgung Kerusuhan, Karni Ilyas Kritik Larangan Mudik karena Corona: Enggak Bisa Dibiarkan Tak Makan
Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas angkat bicara soal rencana pembatasan mudik oleh pemerintah pusat akibat wabah Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas angkat bicara soal rencana pembatasan mudik oleh pemerintah pusat akibat wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas menilai mudik ke kampung halaman adalah hak dari setiap warga.
Terlebih, menurutnya banyak warga yang terpaksa mudik karena kesulitan mencari ekonomi di Ibu Kota saat wabah Virus Corona melanda.
Pernyataan itu disampaikan Karni Ilyas melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (30/3/2020).

• Presiden Jokowi Izinkan WNI Pulang ke Tanah Air, tapi dengan Satu Syarat Ini
• Seluruh Pasien Corona di RSUD dr Moewardi Solo Dinyatakan Sembuh, Rudy Minta Warga Tak Kucilkan
Karni Ilyas menilai, banyaknya warga yang pulang mendadak ke kampung halaman disebabkan karena takut tak mampu memenuhi kebutuhan di kota.
"Enggak bisa rakyat dibiarkan tidak makan, itu akan jadi sebuah kerusuhan," ucap Karni Ilyas.
Karena itu, menurutnya pemerintah harus berupaya memenuhi kebutuhan warga jika ingin mengurangi arus mudik karena Virus Corona.
Namun, Karni Ilyas menyebut pemerintah perlu menyiapkan anggaran besar untuk memenuhi kebutuhan warga.
"Jadi pemerintah harus siapkan solusi ini sebesar-besarnya, nah itu saya itung minggu lalu kalau 30 juta rakyat kita miskin dikasih 4 juta (rupiah) per bulan, per bulan kita harus keluar Rp 112 triliun (rupiah), dari mana anggarannya?," ucapnya.
Karni Ilyas menambahkan, banyak pemudik yang merasa kehidupannya terjamin ketika berada di kampung halaman.
Karena itu, jika tak sanggup memenuhi kebutuhan rakyat, pemerintah disebutnya tak punya alasan untuk menahan warga tetap berada di Ibu Kota.
• Simak Ketentuan Lanjutan Kelonggaran Kredit karena Virus Corona Berikut, Mulai Berlaku Senin Ini
"Jadi kalau penduduk di Jakarta sudah tidak bisa makan, sudah tidak bisa dapat mata pencaharian, tukang asongan kek, sopir taksi kek, satu-satunya yang dia pikirkan bagaimana kalau dia pulang kampung," ujar Karni Ilyas.
"Jadi harus bedain, boleh saya mudik lebaran dibatasi tapi pulang kampung kalau enggak ada pilihan lagi bagaimana kita menahan dia di sini?"
Karena itu, Karni Ilyas menilai pemerintah tak bisa menyalahkan banyaknya warga yang mudik mendadak ke kampung halaman.
Selain karena pemerinth belum bisa menjamin kebutuhan hidup, Karni Ilyas menilai mudik adalah hak asasi setiap warga.