Breaking News:

Virus Corona

Sebut Ibarat Tantang Corona, Dokter Ari Fahrial: Virus Itu Paling Senang sama Orang yang Merokok

Prof. Ari Fahrial Syam sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengingatkan akan bahayanya rokok di tengah pandemi Virus Corona sat ini.

Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Talk Show tvOne
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Ari Fahrial Syam mengimbau masyarakat untuk berhenti merokok. 

Lantas, Ari menyinggung para warga yang masih aktif merokok.

Ia menjelaskan, perokok ibarat menantang Virus Corona.

"Rokok ini yang mesti saya ingetin. Saya terus terang aja ngelihat tadi di jalan itu kayak orang nantang virus itu," jelasnya.

"Virus itu paling senang sama orang yang merokok, udah selesai."

BREAKING NEWS - Bupati Wardoyo Wijaya Tetapkan Sukoharjo KLB Corona setelah 1 Pasien Positif

Simak video berikut ini menit ke-1.43:

 

Data Indonesia Tak Mudah Dipahami

 Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri menyebut pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Virus Corona tak cukup menyelesaikan wabah virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Menurut dia, dibandingkan social distancing, pemerintah lebih baik menerapkan lockdown di sejumlah daerah yang memiliki data rinci soal korban Virus Corona.

Sebab, menurutnya hingga kini data korban Virus Corona belum disampaikan secara rinci oleh pemerintah Indonesia.

 Positif Virus Corona, Andrea Dian Ungkap Perkembangan dan Sudah Ada Air Minum: Terima Kasih Doanya

Hal tersebut disampaikan Faisal Basri melalui tayangan 'SATU MEJA' Kompas TV, Minggu (22/3/2020).

"Kan yang kita inginkan adalah persebarannya bisa kita kendalikan semaksimal mungkin," ucap Faisal Basri.

Terkait keputusan lockdown, ia menilai setiap negara memiliki pertimbangan masing-masing.

Namun, menurut Faisal Basri sejumlah negara menerapkan lockdown karena enggan Virus Corona terus menyebar di negaranya.

"Pengalaman di hampir semua negara yang mengalami beda-beda tapi lebih banyak melakukan lockdown karena tidak ingin risiko sekecil apapun, wabahnya meluas luar biasa," kata Faisal Basri.

"Lockdown itu kan pada umumnya dilakukan dua minggu, diharapkan ongkosnya itu jauh lebih murah."

Lebih lanjut, ia secara terang-terangan menilai lockdown di sejumlah daerah rawan terinfeksi lebih baik ketimbang harus melakukan social distance secara nasional.

Halaman
123
Tags:
Virus CoronaCovid-19Wuhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved