Virus Corona
Ditanya Lockdown karena Virus Corona, Faisal Basri Mengeluh: Data Indonesia Susahnya Minta Ampun
Ekonom Senior, Faisal Basri mengungkapkan bahwa dirinya setuju pada wacana lockdown terbatas terkait mewabahnya Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Persebaran Virus Corona semakin cepat menyebar.
Wacana lockdown atau penguncian kencang dihembuskan meski banyak pula yang menolaknya.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas TV pada Minggu (22/3/2020), Ekonom Senior, Faisal Basri mengungkapkan bahwa dirinya setuju jika diadakan lockdown terbatas.
• Dokter Erlina Sarankan Pasien Gejala Ringan Virus Corona Isolasi Mandiri, Berikut Penjelasannya
Mulanya, Faisal mengakui bahwa persebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu sangat cepat.
Karenanya, ia menegaskan, perlu untuk menekan persebaran virus tersebut.
"Intinya yang kita inginkan adalah persebarannya bisa kita kendalikan semaksimal mungkin," kata Faisal.
Faisal lantas menyinggung banyak negara yang memilih untuk lockdown agar penyebaran Virus Corona tak meluas.
Faisal menilai itu dilakukan lantaran negara-negara itu tak ingin mengambil risiko sekecil apapun.
Sebagaimana diketahui, beberapa negara yang memilih lockdown di antaranya Italia, Prancis, hingga Spanyol.
"Pengalaman di hampir semua negara yang mengalami beda-beda. Tapi lebih banyak yang melakukan lockdown karena tidak ingin ada risiko sekecil apapun wabahnya meluas luar biasa."
"Dan lockdown itu kan pada umumnya dilakukan dua minggu. Diharapkan ongkosnya itu jauh lebih murah ketimbang ongkos kalau menularnya itu tak terperikan," jelasnya.
• Raditya Dika Ungkap Kabar Duka, Satu Temannya Meninggal akibat Virus Corona: Terpapar saat Bertugas
Terkait hal tersebut, Faisal menilai, perlu bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan lockdown terbatas di daerah-daerah tertentu.
"Saya lebih setuju lockdown dalam arti terbatas, di kota-kota tertentu yang datanya jelas," lanjutnya.
Namun, paparnya, lockdown harus dilakukan di daerah yang memiliki data Virus Corona jelas.
Ia menilai, data Virus Corona di Indonesia sejauh ini masih kurang jelas.