Siswa SMP di Sleman Hanyut
Gubernur DIY Keluarkan Surat Edaran atas Peristiwa yang Menimpa Murid SMPN 1 Turi: Membahayakan
GHubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X datang mengunjungi dan berbincang dengan keluarga siswa SMP N 1 Turi yang anaknya belum diketemukan.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Tiffany Marantika Dewi
250 pesertanya hanyut saat melakukan kegiatan susur Sungai Sempor.
Sri menyebut sekolah seharusnya mengerti tentang karakteristik Sungai Sempor, mengingat lokasi sekolah yang berada dekat dengan sungai.
Dikutip dari tayangan langsung kompastv, Jumat (21/2/2020), Sri menduga pihak sekolah tidak melihat cuaca dan karakteristik Sungai Sempor saat melakukan kegiatan tersebut.
"Ini lah yang kami sayangkan dari pihak sekolahan mereka tidak memperhitungkan," kata Sri.
Sri lanjut membahas bahwa di sekitar Sungai Sempor terdapat desa-desa wisata.
Desa-desa tersebut memiliki standar keamanan atau SOP dalam melakukan kegiatan susur Sungai Sempor.
Sri curiga bahwa instruktur pramuka yang menyelenggarakan acara susur sungai tidak paham akan aturan maupun standar keamanan yang ada di tempat kejadian.
"Tampaknya para instrukuturnya di pramuka ini kelihatannya belum tahu atau lengah," kata Sri.
Hingga saat ini Sri masih berusaha untuk menyelidiki kapasitas penyelenggara acara susur sungai.
Berkaca dari kejadian tragis ini, Sri memperingatkan kepada seluruh pihak agar tidak sembarangan mengadakan kegiatan di dekat sungai saat kondisi cuaca sedang hujan.
"Ini peringatan keras kepada mereka, khususnya di musim hujan jangan coba-coba untuk kegiatan yang ada di sungai, dan tepi sungai," tegas Sri.
Sri menjelaskan bahwa evakuasi terus dilakukan dengan menggunakan berbagai alat mulai dari perahu karet hingga alat bantu lainnya.
Tim evakuasi terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, hingga relawan.
Sri mengatakan Sungai Sempor memang tidak terlalu besar ketika di hulu, namun semakin ke bawah, sungai menjadi semakin besar dan dalam serta arusnya makin kuat.
Dalam Rangka Kegiatan Pramuka