Terkini Nasional
Mantan Istri Rangga Sasana Ungkap Dugaan Motif Berdirinya Sunda Empire: Pernah Nyalon Wabup Brebes
Mantan istri Rangga Sasana menduga motif mantan suaminya mendirikan Sunda Empire ada hubungannya dengan kala ia mencalonkan diri sebagai Wabup Brebes
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Hingga kini kepolisian masih menyelidiki motif pembentukan kerajaan fiktif Sunda Empire.
• Petinggi Sunda Empire Jadi Tersangka, Ridwan Kamil: Jangan Terjebak Organisasi yang Jual Ilusi
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-11.50:
Tanggapan Dedi Mulyadi soal Sunda Empire
Budayawan Sunda Dedi Mulyadi menyebut keberadaan Sunda Empire sebagai fenomena psikologi sosial.
Awalnya, Dedi mengatakan dirinya baru pertama kali mendengar Sunda Empire.
"Saya baru mendengar yang namanya Sunda Empire, karena bagi orang Sunda kerajaan itu tidak dikenal," kata Dedi dalam tayangan Sapa Indonesia Akhir Pekan di KompasTV, Minggu (19/1/2020).
• Sunda Empire Klaim sebagai Kekaisaran Matahari, Berani Adakan Kegiatan di Dalam Kampus
"Orang Sunda lebih mengenal Kerajaan Padjadjaran, Tarumanegara, kemudian Sumedang Larang," lanjutnya.
Menurut Dedi, kerajaan-kerajaan itu secara historis memiliki catatan yang baik dan memiliki filosofi yang baik.
"Orientasi pada kekayaan tidak terlalu tinggi, malah hampir tidak ada," ucap Dedi.
"Tapi orientasinya membangun peradaban hidup dalam kesetaraan yang dibangun dalam semangat silih asah, silih asih, dan silih asuh," imbuhnya.
Menurut Dedi, banyak warisan dari kerajaan-kerajaan tersebut berpengaruh banyak bagi masyarakat Sunda modern.
"Sebenarnya kan kebanyakan orang yang terobsesi terhadap masa lalu itu tidak memahami sejarah secara utuh," jelas Dedi.

Ia menjelaskan munculnya kerajaan-kerajaan baru itu, termasuk Sunda Empire, sebetulnya adalah euforia semata.
"Tetapi secara umum, sebagian besar, sebuah eksklusivisme berpikir tentang kerajaan-kerajaan hari ini lebih didasarkan pada sebuah euforia," katanya.
Euforia itu termasuk keinginan menggunakan seragam dan keinginan mencari harta secara instan.
"Euforianya, satu, ingin menggunakan seragam yang kadang semi-militer," jelas Dedi.
"Yang kedua, kebanyakan juga pencari harta karun yang terobsesi untuk kaya dengan waktu cepat."
"Dengan seringkali menggunakan transkrip-transkrip yang mungkin juga tidak bisa dipertanggungjawabkan," tambahnya.
• Muncul Berbagai Kerajaan Fiktif, Pengamat: Ada Kaitan dengan Ketidakpuasan terhadap Pemerintah
Lihat videonya dari menit 1:00:
(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)