Breaking News:

Iran Vs Amerika Serikat

Pernyataan Donald Trump setelah Diserang Rudal Iran: Militer Kita Paling Kuat dan Lengkap di Dunia

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020).

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Instagram/realdonaldtrump/Capture CBC News
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020).

Iran membalas kematian pimpinan militer Qasem Solaemani dengan memborbardir dua Pangkalan Udara Irak yang menampung pasukan AS memakai puluhan rudal.

Melalui akun resmi Twitternya @realDonaldTrump pada Rabu (8/1/2020), Trump mengatakan keadaan pasukannya baik-baik saja.

Diserang Iran Hari Ini, Donald Trump Tegaskan Tak akan Tarik Diri dari Irak: Bukan Titik yang Tepat

Trump mengonfirmasi bahwa yang diserang merupakan dua pangkalan militer di Irak.

"All is well! Missiles launched from Iran at two military bases located in Iraq (Segalanya baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran di dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak-red)," tulis Trump.

Ia melanjutkan, pihaknya tengah mendata korban dan kerusakan materi akibat serangan tersebut.

"Assessment of casualties & damages taking place now. (Pendataan korban & kerusakan sedang dilakukan sekarang-red)," lanjutnya.

Menurutnya, keadannya masih baik-baik saja.

Lantas, Trump menegaskan bahwa AS merupakan negara dengan kekuatan militer paling kuat di dunia.

Lebih lanjut, ia berjanji akan memberikan keterangan lebih lanjut pada hari berikutnya.

"So far, so good! We have the most powerful and well equipped military anywhere in the world, by far! I will be making a statement tomorrow morning."

(Sejauh ini baik! Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi-red)," demikian tulis Trump.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020).
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020). (Twitter/@realDonaldTrump)

Serang Iran hingga Sebabkan Jenderal Soleimani Tewas, Pengamat: Mungkin Trump Coba Selamatkan Muka

Trump juga sempat menegaskan tidak akan menarik diri dari Irak.

Dilansir TribunWow.com dari Time pada Selasa (7/1/2020), Trump menilai bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menarik diri dari Irak.

Hal itu diungkapkan Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis pada Selasa.

"Ini bukan titik yang tepat," ujar Trump.

Trump mengatakan, jika AS menarik diri dari Irak maka mereka memberikan kesempatan pada Iran untuk menduduki Irak.

AS sempat dirumorkan akan menarik diri setelah adanya surat perintah yang mengatakan bahwa pasukan militer harus menarik diri dari Baghdad, Irak.

 BREAKING NEWS - Iran Balas Kematian Qasem Soleimani, Gempur Pangkalan Udara AS di Irak dengan Rudal

Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley mengatakan bahwa surat itu sebenarnya hanya konsep.

Seharusnya, surat itu jangan sampai beredar.

Sementara itu, Trump mengatakan dirinya justru tidak tahu apa-apa terkait surat tersebut.

Senada dengan Trump, Menteri Pertahanan As, Mark Esper mengatakan dirinya juga tidak pernah mendapat perintah bahwa harus menarik diri dari Irak.

Dikutip dari BBC Indonesia, sebelumnya Trump telah mengancam akan menyerang 52 titik penting di Iran jika berani menggempur aset AS.

Di Twitternya, Trump mencuitkan, "Iran terlalu berani dengan merencanakan serangan terhadap aset-aset tertentu milik AS."

"Punya nilai budaya yang sangat penting bagi Iran," lanjut Trump.

Jumlah 52 titik itu mempresentasikan jumlah Warga Negaras AS yang telah disandera Iran selama satu tahun lebih di Iran pada akhir 1979.

Trump mengatakan, pembunuhan pada Qasem Solaemani justru untuk mengakhiri perang.

"Untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya," ungkap Trump.

Seusai Hujani Markas Militer Amerika Serikat dengan Puluhan Rudal, Iran Juga Ancam Serang Israel

Dikutip dari Kompas.com, Garda Revolusi Iran berjanji akan menyerang AS lagi jika negara berjuluk Paman Sam itu memberikan balasan.

Jaringan milisi Hashed al-Shaabi juga mengancam agar AS menarik pasukannya.

"Marinir AS harus kembali ke markas mereka untuk membuat peti mati," ujar Akram al-Kaabi, Kepala Harakat al-Nujaba.

Sumber keamanan AFP menyebut serangan itu terjadi dalam tiga gelombang setelah tengah malam waktu setempat.

Sumber tersebut mengatakan setidaknya ada sembilan rudal yang menggempur markas pasukan AS di Ain al-assad, barat Irak.

Sedangkan, Pentagon menyebut instalasi yang menampung sekutu internasional pimpinan AS di Arbil juga diserang.

Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman mengatakan bahwa rudal ditembakkan di Arbil pada Selasa (7/1/2020) pukul 17.30 waktu AS.

"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," kata Jonathan Hoffman.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Iran Vs Amerika SerikatIranAmerika SerikatRudal BalistikTimur TengahDonald TrumpQasem Soleimani
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved