Iran Vs Amerika Serikat
Diserang Iran Hari Ini, Donald Trump Tegaskan Tak akan Tarik Diri dari Irak: Bukan Titik yang Tepat
Iran baru saja melancarkan serangan balas dendamnya pada Rabu (8/1/2020) dini hari. Donald Trump menegaskan tidak akan menarik diri dari Irak.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran semakin panas.
Bahkan, Iran baru saja melancarkan serangan balas dendamnya atas kematian Pimpinan Militer Iran, Qasem Solaemani pada Rabu (8/1/2020) dini hari.
Iran memborbardir pangkalan udara yang menampung pasukan militer Amerika Serikat dan sekutunya di Irak.
• Hubungan AS-Iran Panas, Apa Dampaknya bagi Indonesia? Simak Penjelasan Pengamat Timur Tengah
Namun sehari sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump sudah menegaskan tidak akan menarik diri dari Irak.
Dilansir TribunWow.com dari Time pada Selasa (7/1/2020), Trump menilai bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menarik diri dari Irak.
Hal itu diungkapkan Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis pada Selasa.
"Ini bukan titik yang tepat," ujar Trump.
Trump mengatakan, jika AS menarik diri dari Irak maka mereka memberikan kesempatan pada Iran untuk menduduki Irak.
AS sempat dirumorkan akan menarik diri setelah adanya surat perintah yang mengatakan bahwa pasukan militer harus menarik diri dari Baghdad, Irak.
• BREAKING NEWS - Iran Balas Kematian Qasem Soleimani, Gempur Pangkalan Udara AS di Irak dengan Rudal
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley mengatakan bahwa surat itu sebenarnya hanya konsep.
Seharusnya, surat itu jangan sampai beredar.
Sementara itu, Trump mengatakan dirinya justru tidak tahu apa-apa terkait surat tersebut.
Senada dengan Trump, Menteri Pertahanan As, Mark Esper mengatakan dirinya juga tidak pernah mendapat perintah bahwa harus menarik diri dari Irak.
Dikutip dari BBC Indonesia, sebelumnya Trump telah mengancam akan menyerang 52 titik penting di Iran jika berani menggempur aset AS.
Di Twitternya, Trump mencuitkan, "Iran terlalu berani dengan merencanakan serangan terhadap aset-aset tertentu milik AS."