Terkini Nasional
Blak-blakan, Radhar Panca Sindir Pelanggar HAM yang Kini Jadi Pejabat, Yenny Wahid Malah Tergelak
Budayawan Radhar Panca terang-terangan mengkiritik tokoh pelanggar hak asasi manusia (HAM) yang kini justru menduduki jabatan penting di negeri ini.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Radhar Panca terang-terangan mengkiritik tokoh pelanggar hak asasi manusia (HAM) yang kini justru menduduki jabatan penting di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Radhar Panca bahkan mengkiritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang justru merekrut para pelanggar HAM masa lalu menjadi pejabat negara.
Hal itu disampaikannya melalui tayangan YouTube KompasTV, Rabu (18/12/2019).
• Dengar Penjelasan Mahfud MD soal Pelanggaran HAM, Haris Azhar Kecewa: Saya Bingung Istilahnya
• Haris Azhar Ungkap Banyak Pelanggaran HAM Belum Teratasi, Duga Ada Nama yang Dihilangkan Wiranto
Terkait penyelesaian kasus pelanggaran HAM di era Jokowi, mulanya putri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid memberi komentar.
Ia menyebut Jokowi cukup kesulitan menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu yang diduga melibatkan sejumlah elite politik.
"Pak Jokowi yang bukan ketua umum partai harus berhadapan dengan para bos partai ini, para pemimpin partai," ucap Yenny Wahid.
"Dan setiap kali harus melakukan kompromi dan transaksi dengan mereka."
Menurut Yenny Wahid, banyak pelanggar HAM di masa lalu yang kini justru bertransformasi menjadi seorang politisi.
"Kasus pelanggaran HAM masa lalu banyak tokoh-tokohnya yang sudah bertransformasi, menjadi tokoh politik di Indonesia yang ada di beberapa partai," ujar Yenny Wahid.
Hal itu lah yang menurutnya menjadi hambatan Jokowi dalam mengusut kasus pelanggaran HAM masa lalu.
Jokowi disebutnya harus berhadapan dengan partai pendukung untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM ini.
"Ini lah yang kemudian menyulitkan, ketika Pak Jokowi sebetulnya relatif tidak punya beban masa lalu sama sekali, kemudian mau melangkah lebih maju dia berhadapan dengan pendukungnya sendiri," ucap Yenny Wahid.
Mendengar penjelasan tersebut, Radhar Panca pun turut angkat bicara.
"Saya nambahin boleh enggak?," sahut Radhar Panca.

• Ditanya Karni Ilyas soal Pelanggaran HAM pada Aksi 21-23 Mei, Begini Reaksi Mahfud MD
Ia membenarkan ada banyak pelanggar HAM yang kini justru menjadi pejabat negara.
"Kalau ada yang bermimikri atau bermetamorfosa dari b*j*ng*n jadi negarawan," kata Radhar Panca.
Ucapannya itu pun mendapat Yenny Wahid tergelak dan disambut tepuk tangan dari penonton.
"Kan banyak tuh pendosa besar sekarang jadi manusia besar," sambung dia.
Radhar Panca pun mempertanyakan mengapa Jokowi mau merekrut para pelanggar HAM masa lalu menjadi pejabat negara.
Bahkan, ia menduga hal itu merupakan bentuk ketidakmampuan Jokowi sebagai seorang presiden.
"Ada pemimpim yang katanya enggak punya dosa masa lalu kok membiarkan itu saja? Tidak mampu mencegahnya?," ucap dia.
"Saya khawatir kasus-kasus yang dibicarakan, hegemoni, oligarki politik, kemajuan ekonomi yang stuck, ini jangan-jangan menggambarkan incapability presiden."
Soal kapabilitas Jokowi, Radhar Panca menyebut tak semua rakyat memilih presiden berdasarkan kemampuan.
"Dipilih memang berdasarkan kapabilitas? Yang bilang rakyat pilih orang berdasarkan kapabilitas siapa?," tanya Radhar Panca.
"Orang kadang-kadang cuma milih garis rambutnya tok kok, miring kanan atau miring kiri."
Simak video berikut ini menit 28.51:
Jenderal Pelanggar HAM di Mata Sudjiwo Tedjo
Sementara itu, sebelumnya, pekerja seni Sudjiwo Tedjo juga menyentil sejumlah jenderal yang terlibat kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Dilansir TribunWow.com, sambil berkelakar, Sudjiwo Tedjo mempertanyakan mengapa para jenderal pelanggar HAM itu hingga kini tak diadili.
Melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/12/2019), Sudjiwo Tedjo pun mengaku tak memahami makna HAM yang sebenarnya.
Bahkan, ia justru mempertanyakan definisi manusia.
"Yang ingin saya soroti kalau hak asasi manusia, manusia itu apa sih?," tanya Sudjiwo Tedjo.
Lantas, ia menyinggung sosok manusia yang tak berperilaku sesuai kodrat manusia.
"Jangan-jangan yang sosoknya sudah manusia sebenarnya belum manusia?," ucap dia.
"Kalau itu dibunuh melanggar HAM tidak?"
• Reaksi Damkar soal Wali Kota Depok Mohammad Idris Mau Libatkan Intelijen untuk Selidiki Temuan Ular
Ia pun menyinggung sejumlah pihak soal definisi manusia.
"Itu saja, karena banyak yang sosoknya manusia ternyata belum manusia," kata Sudjiwo Tedjo.
"Definisi manusia kalau saya denger dari kiai yang sekarang dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini."
Tak hanya itu, Sudjiwo Tedjo juga menyinggung sejumlah ilmuwan Yunani terkait pengertian manusia.
"Yang penting itu esensi kalau kata Plato, kalau kata Aristoteles yang penting realitasnya," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Kalau orang Jawa itu menganut esensi, karena itu Hanoman itu kera tapi wujudnya manusia, jauh lebih manusia ketimbang manusia."
Ia pun kembali menanyakan makna sesungguhnya dari HAM.
"Nah, sekarang HAM itu apa definisinya?," kata dia.

• Ditanya Karni Ilyas soal Pelanggaran HAM pada Aksi 21-23 Mei, Begini Reaksi Mahfud MD
Melanjutkan pernyataannya, Sudjiwo Tedjo justru menyentil sejumlah jenderal yang terlibat kasus pelanggaran HAM.
Kasus pelanggaran HAM para jenderal yang hingga kini tak ada tindak lanjutnya pun menjadi bahan bercandaan pria 57 tahun itu.
"Jangan-jangan jenderal yang telibat HAM tidak usah diadili karena (mereka) bukan manusia?," ucap dia.
Ucapan Sudjiwo Tedjo itu pun mengundang tepuk tangan penonton.
"Loh, kan ilmu pengetahuan sudah maju, mestinya bisa mengukur dong mana yang manusia, mana yang enggak," sambungnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)