Breaking News:

Terkini Internasional

Kisah Xenia Karayiannis, Hidup dalam Bayang-bayang Mimpi Buruk karena Invasi Turki hingga Difilmkan

Xenia Karayiannis masih berusia tiga tahun saat dia berpisah dengan ibunya tak lama setelah invasi Turki ke Siprus tahun 1974.

Editor: Lailatun Niqmah
Xenia Karayiannis
Berkisah untuk sebuah film dokumenter merupakan pengalaman emosional dan menyakitkan bagi Xenia Karayiannis. 

"Ibuku tidak mau berpisah denganku dan itu sangat sulit baginya," kata Xenia.

"Melepaskan anakmu adalah sebuah keputusan yang sangat sulit."

"Paman saya sangat ngotot dan berkata 'ini demi kebaikan anak, dia akan memiliki masa depan yang lebih baik' dan 'setelah semuanya selesai, kamu dapat kembali ke London dan semuanya akan baik-baik saja lagi'."

Fakta Pemerkosaan 9 Perempuan di Jombang, Korban Ada yang Berusia 16 Tahun, Ini Pengakuan Pelaku

"Namun sayangnya, semua yang ia katakan itu tidak terjadi karena situasi dan kurangnya komunikasi," kata Xenia.

"Semua orang saat itu baru saja kehilangan kontak, tidak ada cara untuk tetap saling berhubungan."

"Kamu tidak bisa mengirim surat karena tidak ada tempat tinggal tetap. Cara teraman adalah dengan melepaskan saya," tuturnya.

Konflik dan perpisahan itu akhirnya berdampak mendalam pada Xenia.

Dia kembali ke tanah kelahirannya di Inggris sebagai 'anak yang berbeda'.

a
Xenia Karayiannis, dipotret di London saat berusia tiga tahun, tak lama setelah tiba dari Siprus. (Xenia Karayiannis)

"Aku mengalami mimpi buruk di malam hari dan bangun menjerit. Saya mengalami itu untuk waktu yang sangat lama," katanya.

"Saya selalu bertanya-tanya apakah kehidupan yang saya jalani adalah sesuatu yang saya bayangkan, mimpi buruk atau itu sesuatu yang benar-benar terjadi."

Saat berumur 11, Xenia pindah ke Birmingham.

Ayahnya mengambil alih toko ikan dan keripik pamannya di Bordesley Green, tempat Xenia akan membantunya pada usia yang sangat dini.

Tapi tumbuh berkembang menjadi seorang pribadi di sana adalah kekosongan.

"Selama ini aku tumbuh tanpa mengenal ibuku, aku tidak tahu siapa dia. Tidak ada foto yang ditampilkan atau dibagikan, tetapi mayoritas hilang dalam perang."

a
Xenia dan ibunya Helen bertemu kembali pada tahun 1987.(Xenia Karayiannis)

Baru pada tahun 1987, tiba-tiba dia menerima surat dari ibunya.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Film dokumenterInggrisTurki
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved