Breaking News:

Terkini Nasional

Presiden PKS Sebut Prabowo Gabung Pemerintahan agar Bisa Berikan Konstribusi Lebih Baik Lagi

Sohibul Iman mengungkapan alasan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Mohamad Yoenus
pks.id
Sohibul Iman - Presiden PKS 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengungkapan alasan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, gabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (23/10/2019), Prabowo menjelaskan alasan bergabung dengan pemerintahan saat bertemu dengan Sohibul Iman di rumahnya di Jakarta Selatan pada Selasa (22/10/2019) malam.

Sohibul Iman mengatakan bahwa, Prabowo menganggap dirinya bisa memberikan konstribusi lebih baik apabila bergabung dengan pemerintahan di bidang pertahanan. 

Selain itu Sohibul Iman serta PKS tetap menghormati keputusan dari Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan.

PKS Tetap Berada di Luar Pemerintahan, Nasir Djamil Sebut Keputusan Itu Bukan Pilihan Ideal

Presiden PKS Beri Maklumat untuk Kadernya soal Oposisi, Sohibul Iman: Bukan Pilihan Ideal, Berat

"Kalkulasi rasional dari Gerindra, mereka melihat bahwa kalau masuk dalam pemerintahan Pak Jokowi, mereka bisa memberikan kontribusi jauh lebih baik, dan itu kami hormati," ungkap Sohibul.

"Jadi Pak Prabowo melihat masuk dalam pemerintahan itu memberikan peluang bisa mengabdi lebih baik daripada di luar. Ya kami hormati," sambungnya.

Kemudian ia juga mengungkapkan bahwa PKS akan tetap berada di luar pemerintahan sebagai oposisi.

Walaupun berbeda pilihan, Sohibul Iman menjelaskan bahwa PKS akan terus menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra.

"Kami tegaskan meski pilihan politik kami berbeda. Pak Prabowo memilih untuk di dalam kami tetap di luar," jelas Sohibul.

"Tapi kita tetap saling menghormati dan komunikasi, silaturahim tetap kami jaga," lanjutnya.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengungkapkan bahwa dirinya juga menghormati keputusan Partai Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan.

Nasir Djamil mengatakan dalam politik kawan menjadi lawan ataupun sebaliknya itu merupakan hal yang biasa, maka dari itu dirinya mengaku menghormati keputusan Partai Gerindra.

"Ketika melihat realita ini kita menghormati, pilihan politik dari pada Partai Gerindra yang bergabung dengan pemerintah," ujarnya, dikutip dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC).

Bahas Kabinet, Kader PKS Sebut Bait Lagu Kegagalan Cinta dan Panggung Sandiwara, Sindir Siapa?

Walaupun begitu ia mengatakan jangan ada pemikiran, tanpa bergabung dengan pemerintah seseorang tidak bisa memikirkan kepentingan bangsa.

"Cuma kami memang berharap, jangan sampai kemudian ada kata-kata demi kepentingan bangsa dan negara, dan lain sebagainya seolah-olah kalau tidak bergabung dengan pemerintah, kita tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara ini yang harus dihindari," ungkapnya.

"Kalimat seperti ini harus dihindari ya, jangan seolah-olah ya ketika kemudian bergabung dan mengatakan ini demi kepentingan bangsa, dan negara seolah-olah yang tidak bergabung ini tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara seolah-olah."

Nasir Djamil menambahkan bahwa biarkan rekan-rekannya di Partai Gerindra mengawal pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin dari dalam, sedangkan PKS mengontrol dari luar.

"Oleh karena itu memang biarlah teman-teman misalnya mengawal dan menjaga Presiden Jokowi dan Kiai Haji Ma'ruf Amin dari dalam, kami menjaga dari luar," ungkap Nasir Djamil.

Selain itu, Nasir Djamil juga mengungkapkan bahwa PKS merupakan partai oposisi yang loyal.

"Jadi ada yang menjaga dari dalam dan ada dari menjaga luar, jadi sama-sama kita jaga karena sebenarnya kalau meminjam (kata-kata) Nurcholish Madjid almarhum, sebenarnya yang namanya oposisi itu loyal," jelasnya.

"Makanya periode pertama Presiden Jokowi dan Yusuf Kala itu Sohibul Iman sebagai presiden PKS, mengatakan oposisi PKS itu oposisi loyal," sambungnya.

Walaupun loyal untuk berada di oposisi, Nasir Djamil menuturkan bahwa sebenarnya PKS tidak ingin berjalan sendirian.

"Karena loyal kepada kepentingan bangsa dan negara, karena itu sekali lagi bang Karni kami juga sebenarnya tidak ingin sendiri, seperti bait lagu jangan biarkan aku seorang diri, sebenarnya begitu Bang Karni," ucap Nasir Djamil.

"Tapi apa boleh dibuat, apa hendak dikata kalau kemudian ada pilihan-pilihan politik, sikap-sikap politik yang dilakukan oleh Gerindra yang dulu memang sering bersama kami," lanjutnya.

Saat tengah menjelaskan mengenai Partai Gerindra yang lebih memilih bersama pemerintah, seorang narasumber di Indonesia Lawyers Club sempat berkata bahwa Nasir Djamil tampak sedih.

Mendengar hal itu Nasir Djamil pun langsung membantah bahwa dirinya tidak merasa sedih.

Mantap Jadi Oposisi, PKS: Ngapain Kemarin Kompetisi Ada 2 Capres kalau Ujung-ujungnya Satu Juga

Ia menuturkan bahwa sebenarnya lebih enak untuk mengawasi pemerintahan bersama partai politik lainya dari pada sendirian.

"Dan tentu saja kita, bukan sedih, yaitu kan penginnya begitu ya agar apa, kemudian kita lebih enak mengawasi pemerintahan ini," ungkpanya.

Selanjutnya ia juga berharap agar DPR tidak kehilangan kekuatanya dalam mengawasi pemerintahan.

"Dan paling tidak DPR tidak boleh kehilangan, kehilangan apa tajinya untuk terus mengawasi pemerintahan ini," ujarnya.

"Jadi sama-sama kita mengawasi pemerintahan, kami tidak punya posisi di pemerintahan, tapi punya posisi di legislatif maka kami berusaha untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan fungsi pengawasan kami.. (TribunWow.com/Desi Intan)

Tags:
PKSPrabowo SubiantoJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved