Buzzer Medsos
Vasco Ruseimy Sebut Buzzer Oposisi Kini Takut Sampaikan Kritik: Soalnya Banyak yang Dipenjara
Politisi Partai Berkarya, Vasco Ruseimy mengungkapkan saat ini buzzer anti-pemerintah sudah cukup ketakutan untuk menyampaikan kritikan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Berkarya, Vasco Ruseimy mengungkapkan saat ini buzzer kubu oposisi sudah cukup ketakutan untuk menyampaikan kritikan.
Vasco Ruseimy menyatakan ketakutan itu dipicu oleh banyaknya buzzer oposisi yang ditangkap polisi.
Menurutnya, pemerintah seharusnya bertugas menjamin kebebasan rakyatnya dalam menyampaikan kritik.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Vasco Ruseimy dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (8/10/2019).

• Dahnil Anzar Sebut Ada Faktor Ekonomi yang Picu Munculnya Buzzer: Mereka pada Nganggur Bang
• Tegas Nyatakan Perbedaan Jurnalis dan Buzzer, Budi Setyarso: Mereka akan Melakukan Kroscek Dulu
Vasco awalnya menuturkan, saat pilpres 2019 lalu kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sama sekali tidak menggunakan jasa buzzer bayaran.
"Sama sekali BPN 02 (saat pilpres 2019) itu tidak pernah menggunakan buzzer yang dibayar," ucap Vasco.
Ia menjelaskan, saat itu kondisi keuangan kubu 02 tidak memungkinkan untuk membayar buzzer.
"Karena memang kita enggak punya duit yang bang ya, karena memang kita enggak punya dana, tadi pun Babe (Haikal) sampai bersumpah," ucap Vasco.
"Kita tidak pernah menggunakan buzzer yang dibayar."
Mendengar pernyataan tersebut, Karni Ilyas selaku pembawa acara lantas mengajukan pertanyaan.
"Yang dibayar, menggunakan buzzer iya dong?," tanya Karni Ilyas.
Vasco menjelaskan, buzzer dikategorikan menjadi dua, yakni positif dan negatif.
Menurutnya, kubu 02 hanya menggunakan jasa buzzer independen.
Ia mengungkapkan buzzer independen itu menyebarkan pesan di media sosial sesuai dengan pemikiran sendiri.
"Independen Bang Karni, untuk yang independen ya, buzzer independen betul-betul mereka menyuarakan."