Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Mahasiswa akan Kembali Lakukan Demo pada Senin, 1 Oktober 2019 untuk Buktikan Ucapan Ketua DPR
Koordinator Media BEM SI, Ghoziy Basir Amirulloh menyebut unjuk rasa akan kembali dilakukan pada Selasa (1/10/2019).
Penulis: AmirulNisa
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Ghoziy Basir Amirulloh menyebut demo tolak RKUHP dan RUU KPK akan kembali dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2019.
Demo tolak RKUHP dan RUU KPK yang dilakukan mahasiswa itu bertepatan dengan pelantikan anggota DPR RI yang baru periode 2019-2024, yang akan digelar Selasa (1/10/2019).
Namun, demo kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya, dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (30/9/2019), Ghoziy Basir Amirulloh mengatakan mahasiswa kembali melakukan demo bertujuan untuk membuktikan ucapan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakayat (DPR), Bambang Soesatyo.
"BEM SI turun tanggal 1 Oktober 2019," ucap Basir, pada Minggu (29/9/2019).
• Pengamanan Jelang Rapat Paripurna DPR, Pasang Pagar Beton dan Kawat Berduri Waspadai Demo Mahasiswa
Pernyataan Ghoziy Basir Amirulloh itu dibenarkan oleh Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Muhammad Abdul Basit.
Abdul Basit menyebut ingin membuktikan perkataan Bambang Soesatyo mengenai rapat paripurna.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Bambang Soesatyo sempat menyebut bahwa dirinya tidak akan membasah mengenai pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) dalam sidang paripurna terakhir periode 2014-2019.
"Saya pastikan pada Hari Senin tidak ada lagi RUU yang diambil keputusannya di paripurna," ujar Bambang Soesatyo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019).
Diketahui, terdapat empat RUU yang ditunda pengesahannya.
Empat RUU tersebut adalah RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pertanahan, RUU Minerba, RUU Pemasyarakatan.
Bambang Soesatyo memastikan empat RUU tersebut tidak akan dibahas dalam sidang paripurna terakhir 2014-2019 yang dilaksanakan DPR.
Selain itu, Abdul Basit juga mengatakan akan lebih fokus untuk mendampingi mahasiswa yang ditangkap dan dirawat di rumah sakit.
• Akan Berlangsung Sidang Paripurna Terakhir, Ketua DPR Pastikan Tak akan Ada Pengesahan RUU
"Melihat dengan kondisi saat ini, di mana masih ada kawan-kawan kita mahasiswa yang masih ditahan dan dirawat di rumah sakit, jadi kita fokus untuk mengadvokasi dan mendampingi kawan-kawan tersebut," ucap Abdul Basit dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (29/9/2019).
Terkait kabar mahasiswa yang akan kembali melakukan demo, pihak keamanan akan melakukan penjagaan dengan memasang pagar beton dan kawat berduri di Jalan Gatot Subroto untuk antisipasi.
Diilansir dari tayangan YouTube KOMPASTV, Minggu (29/9/2019), ruas jalan di Jendral Gatot Subroto pun ditutup dan arus lalu lintas juga mulai dialihkan.
• Soal Laporan Mahasiswa dan Pelajar Hilang Pasca-demo, KontraS: Mereka Ditahan
Kendaraan dari kawasan Semanggi menuju kawasan Selipi dialihkan ke arah Jalan Gerbang Pemuda, yang mengarah ke kawasan Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta.
Bahkan, jalur bus Trans Jakarta yang melaju di depan Gedung DPR/MPR ditutup untuk sementara.
Sehingga, rute bus dari beberapa titik harus dialahkan ke jalur lainnya.
Pada beberapa titik disekitar Gedung DPR/MPR juga terlihat beberapa polisi yang terus bejaga.
Lihat video berikut:
Seorang petugas yang memasang pengamanan menyebut belum tahu pasti kapan pagar akan kembali dibuka.
"Beton dan kawat akan terus di pasang sampai ada instruksi dari atasan untuk dibongkar," ujar seorang pekerja yang memasang beton, dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (30/9/2019).
Sementara diberitakan Kompas.com, pada penjagaan lalu lintas akan diatur oleh 232 polisi lalu lintas.
Polisi juga mengimbau agar pengendara tidak melalui jalan menuju gedung DPR/MPR.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Muhammad Nasir menyarankan agar para pengendara mencari jalur alternatif, yang tidak melewati kawasan Kompleks Parlemen Senayan.
• Menristekdikti Ancam Beri Sanksi Jika Mahasiswa Diizinkan Demo, Rektor Unmul: Kami Tak Bisa Melarang
"Penutupan disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengamanan menggunakan movable concrete barrier (MCB) atau beton pembatas, security barrier/kawat berduri, dan water barrier," ujar AKBP Muhammad Nasir, Senin (30/9/2019).
Sedangkan rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Jalan Gatot Subroto yang mengarah ke Slipi ditutup di bawah fly over Ladokgi, diarahkan ke Gerbang Pemuda.
2. Jalan Gerbang pemuda yang arah ke kiri ke Jalan Gatot Subroto ditutup, diputar balik ke Gerbang Pemuda di kolong Ladokgi atau lurus ke Jalan Gatot Subroto arah timur atau ke Bendungan Hilir.
3. Jalan Gerbang Pemuda yang arah ke kiri ditutup, dibelokkan ke kiri ke arah Jalan Asia Afrika ke Jalan Senayan dan Jalan Pakubuono.
4. Jalan Asia Afrika ke barat bisa lurus ke Jalan Tentara Pelajar atau ke arah Jalan Gerbang Pemuda lalu putar balik di bawah Ladokgi.
5. Jalan Tentara Pelajar dari arah Manggala Wanabakti di Traffic Light Palmerah diluruskan ke Permata Hijau dan Kebayoran Lama dan belok kiri ditutup.
6. Jalan Tentara Pelajar pojok Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto ditutup untuk mencegah lawan arus dan putar balik kendaraan.
(TribunWow.com/Ami)