Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK, Mahasiswi Ini Rela Bawa Kacamata Renang hingga Deodoran, Buat Apa?
Satu di antara mahasiswa yang ikut demo, Lola Febiola membeberkan sejumlah barang yang dipersiapkan demi aksi tolak RKUHP dan RUU KPK,
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Demo menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Revisi Undang-undang KPK oleh mahasiswa kembali terjadi di Depan Gedung DPR, Jakarta Senin (30/9/2019).
Satu di antara mahasiswa yang ikut demo, Lola Febiola membeberkan sejumlah barang yang dipersiapkan demi aksi tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun Jakarta pada Senin, (30/9/2019), Lola mengaku membawa kacamata renang hingga body lotion.
Kacamata renang digunakan untuk melindungi mata dari gas air mata.
"Pas Selasa ada gas air mata, makanya saya bawa kacamata renang. Niatnya mau dipakai kalau chaos (kacau)," ujar Lola kepada TribunJakarta.com di Kampus B Unindra, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (30/9/2019).
Sedangkan, deodoran digunakan untuk mencegah bau badan di tengah terik matahari.
• Jokowi Sampaikan Permintaan pada Pendemo yang Tolak RKUHP dan RUU KPK: Kita Mendengar Kok, Sangat
"Biar mata enggak perih. Saya juga bawa deodoran, kan sekarang kemarau biar enggak bau," jelas Lola.
Kemudian, Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI ini juga membawa body lotion serta salep luka.
Lola menjelaskan, dirinya mempersiapkan barang-barang itu lantaran ia memprediksi demo akan berlangsung ricuh seperti demo sebelumnya, Senin-Selasa (23-24/9/2019).
"Saya ikut pas Senin. Kalau Selasa enggak ikut karena feeling bakalan chaos (kacau)," kata Lola.
"Jadi kalau yang pas Senin itu kumpul di Kampus B pukul 13.00 WIB dan enggak ada rusuh sampai kayak pas hari Selasa," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sultan Riavadi menjelaskan bahwa tuntutan mahasiswa mereka masih sama.
• Setelah Bahas Pasal Kumpul Kebo, Hotman Paris Soroti RKUHP Pasal Pertanahan di Kopi Johny
Namun, ada satu tuntutan tambahan dalam aksi demo kali ini.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (30/9/2019) mereka menuntut pertanggungjawaban korban-korban aksi demo sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, aksi demo sebelumnya yang terjadi di beberapa lokasi membuat ratusan mahasiswa luka-luka bahkan dua di antaranya meninggal dunia.
"(Tuntutan) masih sama, tapi ada tambahan soal kemanusiaan. Kami menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas korban-korban aksi," kata Sultan Rivaldi saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2019) pagi.
• Bersikeras Ikuti Demo Tolak RKUHP di DPR Bersama Mahasiswa, Pelajar: Nenek Saya Ayamnya Banyak
Hal senada juga diungkapkan oleh Presiden Mahassiswa Trisakti, Dinno Ardiansyah.
Dino Ardiansyah menjelaskan bahwa tuntutan demo masih sama.
Mereka menolak berlakunya RKUHP dan UU KPK yang dianggap merugikan rakyat Indonesia.
"Tuntutan kami sama kayak kemarin iya, kita menolak RUU bermasalah dan kita tetap menolak UU KPK yang telah disahkan," kata Dinno Ardiansyah Sabtu (28/9/2019).
Diketahui ada tujuh tuntutan yang disampaikan para mahasiswa dalam aksi unjuk rasanya.
Tujuh tuntutan tersebut yakni meminta agar DPR RI membatalkan draf RKUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, dan RUU Pemasyarakatan.
Selain itu mahasiswa juga meminta agar DPR RI segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat.
Para mahasiswa juga menuntut agar presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mencabut Undang-undang (UU) KPK dan UU Sumber Daya Air.
Tidak hanya meminta pemerintah menyelesaikan permasalahan RUU.
Mahasiswa juga menuntut adanya kesejahteraan masyarakat dengan menjamin pemberian layanan kesehatan BPJS secara baik.
• Isi Nasihat TNI yang Buat Para Pelajar Asal Banten Pilih Pulang dan Tak Jadi Ikut Demo di Gedung DPR
Mereka juga meminta pemerintah menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu dan masa kini.
Pada aksi unjuk rasa itu, para mahasiswa meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk bertanggung jawab sebagai kepala negara.
Para mahasiswa itu mengacam akan pergi ke Jakarta bila tidak mendapat respon dari Jokowi.
"Menurut kami satu-satunya cara ya aksi turun ke jalan, menuntut Presiden Joko Widodo bertanggungjawab," ucap perwakilan orasi Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unes), Erlina (22).
"Kalau misal (nanti) presiden tidak merespons, tidak menutup kemungkinan massa akan ke Jakarta secara serentak. Hari ini sebagian massa sudah bergerak ke Jakarta ikut serta menyuarakan tuntutan," tambahnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Amirul Nisa)