Bencana Kabut Asap Karhutla
Hadir di ILC, Kepala BNPB Beberkan Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia, Ungkap Keanehan Berikut
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo mengungkap penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo mengungkap penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Dilansir oleh TribunWow.com, Doni Monardo mengungkap bencana tersebut merupakan kesalahan dari manusia.
"Pak Karni saya perlu menyampaikan pada kawan-kawan di sini pada kawan-kawan dan pemirsa di seluruh Indonesia, bahwa penyebab kebakaran 99 persen itu karena perbuatan manusia," kata Doni Manardo dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (19/9/2019).
• Fakta Kabut Asap di Lokasi Ibu Kota Baru, Rencana Bangun Bendungan hingga Tak Berpotensi Karhutla
Doni mengatakan, ia telah menyelidiki penyebab kebakaran hutan sejak Februari 2019.
"Data ini saya kumpulkan sejak awal Februari tahun ini setelah saya tiga minggu dilantik sebagai kepala badan," ujarnya.
Penyelidikan itu dilakukan di lima daerah yang mengalami kebakaran paling banyak.
"Saya berkeliling ke lima provinsi yang terdampak kecuali Kalimantan Selatan."
"Dari lima provinsi ini akhirnya saya memiliki sebuah kesimpulan bahwa 99 persen ini adalah karena perbuatan manusia," jelas Doni.
Bukti bahwa kebakaran karena ulah manusia juga didukung dari sejumlah penelitian.
"Dan itu didukung ternyata oleh sejumlah penelitian oleh beberapa lembaga termasuk juga perguruan tinggi," paparnya.
• Jaringan Penyelamat Hutan Riau Sudah Bekerja selama 17 Tahun, Karni Ilyas Beri Sindiran Berikut
Apalagi, lahan yang terbakar itu akhirnya menjadi perkebunan.
"Dari pengamatan saya, mengikuti penerbangan di sejumlah daerah dengan helikopter saya juga mengambil kesimpulan 80 persen lahan yang terbakar pada akhirnya berubah menjadi kebon," kata Doni.
Anehnya, dari luasnya kebakaran tidak ada perkebunan yang terbakar.
"Tidak ada perkebunan sawit dan perkebunan hutan tanaman industri yang terbakar, yang terbakar adalah kawasan hutan, semak belukar, dan yang bukan kebon," ujarnya lagi.
Kebakaran semakin parah dengan musim kemarau yang berkepanjangan.
"Kenapa sekarang kita semua ini, Satgas Darat, Udara, itu mengalami kewalahan menghadapi kebakaran sedemikian luas."
"Sedemikian banyak okspor tidak lepas dari gejala fenomena alam pada tahun ini di mana menurut Data BMKG adalah El Nino lemah yang mengakibatkan kemarau lebih panjang," tutur Doni.
• Hubungkan Kebakaran Hutan dengan Pikada 2020, Made Ali: Pak Karni, Jangan Heran Mereka Tidak Datang
Media Internasional Sorot Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Kebakaran hutan kembali terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan hingga sejumlah wilayah diselimuti kabut asap.
Kabut Asap bahkan turut merambat hingga negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.
Hal itu menjadi sorotan media internasional.
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com pada Senin (16/9/2019), hampir setiap tahun kabut asap yang menyelimuti kawasan Asia Tenggara disebut sebagai kembalinya kebakaran hutan di Indonesia.
BBC mendeskripsikan bahwa kabut asap berupa langit abu-abu dan menyebabkan bau tajam.
Tahun 2019 merupakan kabut asap terparah dalam beberapa tahun terakhir.
• Kabut Asap akibat Kebakaran Hutan Merambat hingga Negara Lain, Malaysia Kirim Catatan pada Indonesia
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat ada 328.724 hektar lahan yang terbakar dari Januari hingga Agustus 2019.
Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Kendati demikian, Indonesia bukan satu-satunya penyebab kabut asap menyebar.
BBC juga menyorot adanya pembakaran hutan di Malaysia.
Meski kebakaran itu tak ada artinya jika dengan kebakaran hutan yang di Malaysia.
Menurut pusat meteorologi ASEAN, pada 14 September ditemukan 10 titik api di bagian Sabah, Serawak, Malaysia.
• Video Pantauan Karhutla Riau dari Udara, Lahan Hijau Tertutupi Kabut Asap Pekat, Lihat Penampakannya
Sedangkan, di Indonesia khususnya Kalimantan, ditemukan 627 titik api.
Kebakaran di Indonesia biasanya semakin parah pada musim kemarau, yakni Juli hingga Oktober.
Banyak petani disebut ingin membersihkan vegetasi untuk membangun perkebunan kelapa sawit.
Mereka menggunakan metode tebang dan membakar.
Sehingga, seringkali kebakaran tak terkontrol dan menyebar ke kawasan hutan lindung.
Selain itu, tanah kering pasca terbakar juga membuat api lebih cepat menyebar ketika ada kebakaran ulang.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)