Respon Wamenkes soal Sepatu Indonesia Terpapar Radioaktif: Pengelolaan Limbah Buruk Jadi Biang Kerok

TRIBUNWOW.COM - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus menanggapi temuan sepatu asal Indonesia yang ditolak masuk ke AS karena terpapar radioaktif. 

Dalam hal ini Benjamin menekankan pada pengawasan pemerintah yang berperan penting.

Menurutnya, pengelolaan limbah di negara maju sudah diperhatikan dengan baik.

Namun, negara seperti Indonesia masih memandang sebelah mata tentang persoalan limbah.

“Makanya di negara maju, masalah limbah itu penting, di Indonesia belum mengerti, jadi dibiarkan saja."

"Begitu ada temuan di udang, Amerika Serikat bilang nggak boleh kirim lagi, baru kita kaget. Di situlah pentingnya pengawasan,”  kata Benjamin, Kamis (13/11/2025), dilansir oleh Tribunnews.

Kendati demikian, Benjamin meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan soal risiko paparan.

Sebab, risikonya baru nampak jika paparan radioaktif sangat besar.

Namun, ia mengimbau kepada seluruh pihak agar terus mengawal kasus ini agar tak terulang lagi.

Baca juga: Buntut Ledakan SMAN 72, Game Online Kena Imbas, Pakar Beri Sentilan: Tak Bisa Jadi Kambing Hitam

Sepatu Asal Indonesia Terpapar Radioaktif

Setelah ramai polemik udang dan cengkeh asal Indonesia terpapar radioaktif, kini giliran sepatu asal Indonesia yang ditemukan dengan kandungan serupa.

Otoritas Amerika Serikat menolak sepatu asal Indonesia setelah menemukan adanya kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

Ada dua kontainer berisi sepatu asal Indonesia yang ditolak oleh AS.

Satu kontainer sudah sampai sekitar satu bulan lalu, sementara kontainer kedua baru sampai pada 29 Oktober 2025.

Kepala Diplomasi dan Komunikasi Gugus Tugas Tanggap Bencana Cs-137 Indonesia, Bara Krishna Haisbuan menyebut bahwa produsen sepatu itu berasal dari kawasan industri Cikande, Banten.

“Dua kontainer yang diduga terkontaminasi Cs-137 dikembalikan ke Indonesia. Produk alas kaki itu berasal dari sebuah perusahaan yang beroperasi di Cikande, dekat sumber kontaminasi,” kata Bara, Rabu (12/11/2025), dilansir oleh Kompas.com.