Rusuh di Papua
Ungkap Alasan Mahasiswa Papua Tolak Risma hingga Fadli Zon, KontraS: Mau Kasih Apa? Perjelas Dulu
Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi membeberkan alasan mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, menolak kunjungan.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Kronologi Kerusuhan
Diketahui sebelumnya, polisi mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (18/8/2019).
Polisi pada saat mengangkut paksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih.
"Saat ini (mereka), kami ambil keterangan di Polrestabes Surabaya, seluruhnya ada 43 (mahasiswa Papua yang ditangkap)," kata Leo, di Asrama Mahasiswa Papua.
Leo mengatakan, 43 mahasiswa Papua tersebut terdiri dari 40 mahasiswa laki-laki dan tiga orang perempuan.
"Setelah selesai kami akan kembalikan. Kami perlakukan (mereka) dengan sangat baik, kami berikan juga waktu mau ke belakang, mau minum dan lain-lain, tetap kami berikan. Hak-haknya tetap kami berikan semuanya," ujar dia.

Sedangkan Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya Dorlince Iyowau membantah tuduhan perusakan bendera.
"Sebenarnya kalau pengerusakan bendera itu tidak. Karena tadi pagi sampai tadi siang, (bendera merah putih) itu masih terpasang," kata Dorlince, dikutip Kompas.com, Jumat (16/8/2019).
Ia mengaku, tidak tahu apa-apa mengenai tiang bendera merah putih yang diduga dipatahkan.
Bahkan ia dan kawan-kawannya juga kaget mengetahui tiang bendera itu patah.
Pukul 15.20 WIB, tiba-tiba datang sejumlah personel TNI dan kelompok organisasi masyarakat.
Mereka diduga merusak pintu pagar asrama.
• Buntut Kericuhan di Asrama Papua, Lukas Enembe akan Tarik Seluruh Mahasiswa Papua: Kalau Tak Aman
Menyadari permasalahan tersebut berbuntut panjang, Dorlince berupaya mengklarifikasi permasalahan bendera tersebut kepada ormas yang mengepung Asrama Mahasiswa Papua.
Namun, pendekatan yang dilakukan mahasiswa Papua disebut mendapat penolakan ormas dan berujung penangkapan.