Ibu Kota Baru
Dukung Rencana Pemindahan Ibu Kota, Tsamara Amany: Jakarta Sudah Tak Kuat Pikul Beban
Tsamara Amany, menyebut rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan harus dilakukan secara serius.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Serikat Indonesia (PSI), Tsamara Amany, menyebut rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan harus dilakukan secara serius.
Tsamara Amany menilai Jakarta sebagai ibu kota negara saat ini sudah tidak kuat memikul beban.
Tsamara Amany mendasari pendapatnya dengan permasalahan jumlah penduduk dan sampah di Jakarta yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Hal tersebut disampaikan Tsamara Amany dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (20/8/2019).
Tsama Amany mencoba membandingkan jumlah penduduk Jakarta dengan ibu kota negara lain.
• Bahas Ibu Kota Baru di ILC, Fadli Zon Nyengir saat Fahri Hamzah Ikut Sindir Jokowi soal Mobil Esemka
"Sekarang kita coba bandingkan Jakarta dengan negara tetangga kita, misalkan dengan Singapura dan Kuala Lumpur," ucap Tsamara.
Ia menyebut jika ibu kota Singapura dan Malaysia memiliki penduduk yang jumlahnya tidak sampai separuh dari jumlah penduduk di Jakarta.
"Singapura itu wilayah penduduknya dalam satu wilayah per kilometer persegi itu 6.000 penduduk per kilometer persegi."
"Kuala Lumpur 6.900 (penduduk) per kilometer persegi, sekarang Jakarta Pak Karni, 15.000 penduduk per kilometer persegi," kata Tsamara.
"Kira-kita 9000 lebih banyak dari saudara kita di Singapura dan di Malaysia," lanjutnya.

Tsamara mengungkapkan bahwa Jakarta memiliki jumlah penduduk yang terlalu padat.
"Bayangkan betapa padatnya penduduk Jakarta," kata dia.
Lebih lanjut, Tsamara menyinggung soal sampah yang sampai saat ini belum dapat ditangani oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ia menyebut sampah merupakan dampak dari padatnya penduduk di Jakarta.
"Dan kalau kita lihat ya, apa dampak paling konkret persoalan sampah Pak Karni," kata dia.
• Rocky Gerung Jelaskan Bahaya Paru-paru Dunia Jadi Lokasi Ibu Kota: Bahaya Bagi Kecerdasan Presiden