Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

Sebelum Tewas Ditembak Rekannya, Bripka Rahmat Sempat Posting Status soal Keberhasilannya

Sebelum tewas ditembak, Bripka Rahmat sempat unggah postingan soal keberhasilannya menangkap pelaku tawuran. Langsung disambut baik oleh rekannya.

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribun Timur
Bripka Rahmat Efendy dan Brigadir Rangga Tianto. 

TRIBUNWOW.COM - Bripka Rahmat Effendy (41) tewas ditembak, lantaran menolak permintaan Brigadir Rangga Tianto untuk membebaskan pelaku tawuran yang ditangkap korban, di Polsek Cimanggis, Depok, Kamis (25/7/2019).

Dijelaskan oleh Kepala Subdir Regident Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Sumardji, setelah berhasil mengamankan pelaku tawuran berinisial FZ, korban ternyata sempat update status di Aplikasi WhatsApp atas keberhasilannya menangkap FZ.

Dalam unggahannya, Bripka Rahmat diketahui mengunggah foto FZ dan juga sebuah celurit yang digunakan pelaku untuk tawuran.

"Jadi beberapa saat sebelum kejadian ditembak, Bripka Rahmat sempat posting foto amankan pelaku tawuran dan foto celurit yang disita," kata Sumardji dikutip dari WartaKotalive, Jumat (26/7/2019).

Postingan yang dibuat oleh Bripka Rahmat rupanya langsung disambut baik oleh rekannya.

Dijelaskan oleh Sumardji, Bripka Rahmat tak hanya satu kali ini saja mengunggah keberhasilannya menjalankan tugas sebagai anggota polisi.

Kasus Polisi Tembak Polisi, Istri Korban Akui Punya Firasat Buruk sebelum Bripka Rahmat Izin Tugas

Sumardji mengaku bahwa korban cukup aktif mem-posting kegiatannya saat melakukan giat sebagai Ketua Pokdarkamtibmas di wilayah Cimanggis.

"Bukan sekali ini dia posting giat sebagai Ketua Pokdar. Cukup sering juga. Makanya kita salut sama almarhum yang rela setelah pulang kantor malamnya aktif jadi angggota Pokdar monitor wilayahnya," kata Sumardji.

Menanggapi kasus penembakan Bripka Rahmat, Sumardji mengaku tak menyangka nasib bawahannya itu akan berakhir buruk.

Selama ini, Sumardji mengaku bahwa korban adalah sosok yang baik dan selalu bertanggung jawab atas tugas yang dibuatnya.

"Jadi saya tahu benar keseharian dia, karena saya atasannya langsung. Rahmat ini punya rasa tanggung jawab besar dan disiplin dalam bekerja."

"Dia punya integritas tinggi dalam pekerjaannya. Dikasih pekerjaan apapun pasti selesai. Ibadah dan salatnya juga bagus. Karena Rahmat ini kan lama di Brimob, dia bertugas di Ditlantas baru sekitar sejak 2015, lalu" kata Sumardji.

Analisa Pakar Psikologi soal Kasus Polisi Tembak Polisi di Depok, Beberapa Hal Janggal Dipertanyakan

 

Insiden polisi tembak polisi yang dilakukan Brigadir Rangga Tianto (RT) (32) menewaskan Brigadir Kepala (Bripka) Rahmat Effendy (RE).
Insiden polisi tembak polisi yang dilakukan Brigadir Rangga Tianto (RT) (32) menewaskan Brigadir Kepala (Bripka) Rahmat Effendy (RE). (TribunJakarta.com/Bima Putra/ Capture Ist Warta Kota)

Kalau Tak Diamankan, Pelaku Tawuran Dihabisi Massa

Dijelaskan oleh Sumardji, Bripka Rahmat mengamankan FZ lantaran pelaku tawuran tersebut hendak diamuk massa.

"Kalau si pelaku tawuran itu tidak diamankan dan dibawa Bripka Rahmat ke Polsek Cimanggis, ia bisa dihajar massa dan warga di sana."

Halaman
12
Tags:
Polisi Tembak PolisiBripka Rahmat EffendyBrigadir Rangga Tianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved