Pilpres 2019
Rocky Gerung Tertawa saat Disebut Budiman Sudjatmiko Retoris dan Tak Bisa Dipuaskan oleh Jokowi
Budiman Sudjatmiko dan Rocky Gerung membahas soal wajah demokrasi Indonesia pasca-putusan MK yang memenangkan Jokowi, seperti apa?
Penulis: Laila N
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung tertawa saat mendengar pernyataan politisi PDIP Budiman Sudjatmiko.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan 'Layar Demokrasi' yang diunggah YouTube CNN Indonesia, Budiman Sudjatmiko menyebut Rocky tak bisa dipuaskan oleh Jokowi, Sabtu (29/6/2019).
Awalnya, pembawa acara menanyakan soal hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang akhirnya membuat Joko Widodo (Jokowi) tetap menjadi presiden.
"Presiden sama, demokrasi masih wajah lama?," tanya pembawa acara.
• Gerindra Berpeluang Gabung Koalisi Jokowi, Pengamat Politik Sebut Hanya PKS yang Tetap Jadi Oposisi
Menanggapi hal itu, Rocky mengatakan bahwa dalam duel antara 01 dan 02, masalahnya adalah bukan sekedar yang dipamerkan di headline.
"'Bahwa sudah selesai, yang menang adalah Pak Jokowi,' bukan itu yang dimaksud dengan wajah lama demokrasi," ungkap Rocky.
"Kalau kita bikin analisis struktural, yang menang adalah oligarki."
"Mereka yang menganggap ini diselesaikan secara demokratis sebetulnya gagal untuk melihat bahwa politik kita dari awal dikawal, diasuh, diarahkan, dan diambil keuntungannya oleh oligarki, yang di partai," sambungnya.
Pembawa acara lantas menanyakan apa indikasi oligarki yang dimaksud oleh Rocky.
"Ya cuma itu faktornya yang menjelaskan, enggak ada penjelasan lain, karena kita pindah dari otoritarianisme ke demokrasi, kan seharusnya kita dorong itu satu gerak yang revolusioner," terang Rocky.
• Saksi 02 Terancam Dilaporkan Pasca-putusan MK, BPN Tak Takut: Kami Ini Sudah Biasa Dipenjara Kok
Menurutnya, yang melekat dalam demokrasi terkait bawaan dari Orde Baru adalah oligarki.
Lebih lanjut, saat ini yang lebih parah adalah adanya plutokrasi (sistem pemerintahan yang mendasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki-red).
"Siapa yang bakal jadi camat, siapa agen yang bakal mengeluarkan dia kalau jadi koruptor," kata Rocky.
Rocky menyebut, kepemimpinan politik yang tidak otonom pasti menjadi umpan empuk bagi plutokarsi.
Menanggapi hal itu, Budiman Sudjatmiko menyebut apa yang disampaikan oleh Rocky adalah merangkum dari sebuah buku.
"Tapi intinya begini, demokrasi secara prosedural, kita ini adalah demokrasi yang sudah memunculkan orang-orang yang paling didukung oleh warganya sedunia," ujar Budiman.
• Soal Peluang Prabowo Subianto Maju di Pilpres 2024, Pengamat Sebut Makin Menua dan Mungkin Tak Laku
Ia pun membandingkan dengan pemilihan di berbagai negara, di mana hasilnya Indonesia pemimpinnya didukung oleh warganya sedunia.
"Kalau bicara dari wajah yang lama, dari segi penampilan, ini adalah yang terbaik yang bisa dicapai oleh demokrasi (liberal), kalau kita bicara wajah," ungkap Budiman.
Sementara terkait watak, menurut Budiman ada permainan dan pertarungan, baik di pihak 02 maupun 01.
"Bahkan saya melihat bahwa di dalam tubuh 02 kebanyakan lahir dari masyarakat yang memang sebagian dipimpin oleh ide-ide yang totaliter, berdasarkan isu-isu keagamaan," kata Budiman.
"Di 01, kita juga akui, ada pragmatik yang bermain, yang bertarung juga dengan kelompok-kelompok yang progresif."
"Dan itulah dinamika-dinamika yang ada di dalam kelompok," imbuhnya.
Pembawa acara lantas menanyakan soal oligarki yang disinggung Rocky.
• Soal Peluang Gerindra Gabung Koalisi Jokowi, Pengamat Politik: Jadi Oposisi 15 Tahun Tidak Mudah
Menanggapi hal itu, Budiman lantas menyebut bahwa Jokowi tidak bisa memuaskan Rocky yang retoris.
"Contoh, Pak Jokowi adalah orang yang bukan public speaker yang bagus, bukan, karena biasanya pemimpin politik kalau dia belum mengerjakan sesuatu dia akan menjelaskannya lewat public speech," ucap Budiman.
"Pak Jokowi, memang lebih memilih untuk mengikis oligarki atau plutokrasi tadi dengan beberapa hal yang memang penjelasannya tidak memuaskan di mata orang-orang seperti Rocky," sambung Budiman.
Mendengar hal tersebut, Rocky langsung tertawa keras.
• Kata Mahfud MD dan Refly Harun soal Wacana Sengketa Pilpres Dibawa ke Peradilan Internasional

"Rocky ini adalah seorang retoris, yang pertama-tama melihat kualitas politisi, leader, saya berkali-kali mendengar dari dia kehebatan Sutan Syahir, Soekarno, Hatta enggak terlalu ya, Amir Syarifuddin barangkali, saya jarang lihat dia mengkritik mereka dari tindakan-tindakan politiknya," kata Budiman.
"Ketika melihat Pak Jokowi pun, lebih dilihat dari ukur retorikanya, kemampuan verbal Pak Jokowi."
"Kalau saya tidak, tindakannya," sambung Budiman yang kembali disambut tawa oleh Rocky Gerung.
• Janji Jokowi untuk Kaum Buruh yang Pernah Diucapkan di Bandung, Sebut 3 Poin Penting
Pembawa acara kemudian menanyakan apa yang paling bisa menggambarkan dan membantah apa yang disampaikan oleh Rocky.
"Bahwa Pak Jokowi katakanlah bukanlah bagian dari plutokart, Pak Jokowi sendiri susah kita katakan sebagai plutokart," jawab Budiman.
"Dia bukan bagian dari konglomerat, dia bukan dari bagian kepemimpinan partai apapun, bahkan dia biasa-biasa saja," imbuhnya.
Menurut Budiman, Jokowi sendiri merupakan contoh perlawanan dari oligarki.
• Politisi PAN Sebut Partainya Siap Menyeberang ke Koalisi Jokowi: Ada Luka yang Harus Disembuhkan
Ia mengatakan, saat ini tantangannya adalah bagaimana Jokowi menunjukkan bahwa bukan hanya dirinya saja yang bukan oligarki atau plutokart, tetapi juga kabinet dan pemerintahan ke bawah nanti.
Simak selengkapnya di bawah ini mulai dari menit awal.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
WOW TODAY: