Pilpres 2019
Dinilai Tak Serius Menangkan 02, Demokrat: Jangan seperti 2014 Ada Partai Diam-diam Pindah ke Jokowi
Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon angkat bicara saat partainya dinilai tak serius memenangkan kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon angkat bicara saat partainya dinilai tak serius memenangkan kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dilansir oleh TribunWow.com, Senin (20/6/2019), hal itu disampaikan Jansen melalui sambungan telepon dalam acara 'Primetime News' di Metrotv.
Mulanya Jansen ditanya oleh pembawa acara soal bagaimana sikap Demokrat jika partainya sudah dianggap tak memenangkan Pilpres 2019.
"Bang Jansen, kalau misalnya Demokrat sudah dianggap tidak serius dalam memenangkan Pilpres 2019, apakah masih ingin bertahan di koalisi yang sudah menilai bahwa Demokrat tidak serius dalam memenangkan Prabowo-Sandi?" tanya pembawa acara.
Jansen membantah jika partainya dianggap tidak serius memenangkan koalisinya.
• Jokowi & Prabowo Diminta Bubarkan Koalisi, Demokrat Langsung Singgung Sikap Gerindra di Pilpres 2014
Ia menyebut Demokrat telah berusaha memenangkan Prabowo-Sandi dan bisa dilihat pada timeline tahapan pemilu.
"Nah itu saya katakan soal keseriusan memenangkan Pak Prabowo itu kan kalau kita lihat time-line tahapan pemilu tentu di pilpres kemarinkan, kan begitu dia," ujar Jansen.
Terkait itu, Jansen lantas mempertanyakan bagaimana sebenarnya status koalisi kubu 02 pasca Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi suara.
Diketahui bahwa KPU menyatakan perolehan suara dimenangkan oleh paslon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Pertanyaannya kemudian begini, apakah tanggal 21 Mei kemarin pasca-KPU memutuskan Pak Jokowi yang menang itu, bangunan koalisi ini sudah selesai apa belum kan begitu dia," jelas Jansen.
"Sesungguhkan kapan sebenarnya bangunan koalisi itu sudah selesai atau belum begitu," sambungnya.
Dengan tegas Jansen menyatakan jangan sampai ketidakjelasan status koalisi kembali terjadi seperti pada Pilpres 2014 lalu.
• Jansen Sitindaon Jelaskan Kapan Waktu Partai Demokrat akan Nyatakan Sikap pasca-Pilpres 2019
Bahkan dirinya menyinggung sejumlah partai mulai dari Partai Golongan Karya (Golkar) hingga Partai Amanat Nasional (PAN) yang saat itu diam-diam pindah ke koalisi Jokowi.
Saat itu, Jokowi-Jusuf Kalla dinyatakan menjadi pemenang dalam kontestasi Pilpres 2014.
"Kemudian jangan sampai seperti tahun 2014, ini kan pimpinan koalisi Gerindra ini," ungkap Jansen.
"Jadi biarlah kemudian Gerindra yang memutuskan begitu lo, mereka yang mengundang kita ya mereka juga yang mengakhiri kan undangan itu begitu."
"Jangan seperti 2014, Golkar pindah ke Pak Jokowi, PAN pindah ke Pak Jokowi, PPP pindah ke Pak Jokowi diam-diam itu," sambungnya.
• Demokrat Minta Gerindra Gelar Open House di Rumah Prabowo: Soal Polemik Koalisi Mari Kita Tutup
Terkait persoalan tersebut, Jansen mengungkapkan bahwa sebenarnya Demokrat ingin memberikan kontribusi kepada sistem pemilu saat ini dan ke depannya.
"Partai Demokrat yang sudah cukup senior di Indonesia, ingin juga memberikan kontribusi kepada sistem pemilu kita begitu," ungkap Jansen.
"Jadi pemilu ini kan bukan hanya perkara kalah dan menang," tandasnya.
Simak videonya dari menit 3.40
Diberitakan sebelumnya, Jansen juga sempat menanggapi tuduhan bahwa partainya tidak serius dalam memenangkan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Memberikan bukti dukungan penuh pada Prabowo-Sandi, Jansen membeberkan sederet perolehan suara untuk 02 yang diklaim hasil kerja Demokrat.
Dikutip dari channel YouTube Kompas TV, Minggu (9/6/2019), Jansen mengaku masih mati-matian mendukung Prabowo-Sandi sampai menjelang keputusan KPU 22 Mei 2019.
"Jangan dilihat suaranya, tapi lihat fakta di lapangan apa yang kita lakukan, jadi saya di tanggal 21 Mei malam, di ujung KPU memutuskan pihak 01 menang itu, masih menghantam meja loh di KPU, saya habis-habisan bela 02 itu," jelas Jansen.
"Itu kan di tanggal 21 Mei itu yang kata orang Demokrat sudah keluar dari 02, Demokrat tidak solid di 02, saya ini masih habis-habisan," tambahnya.
• Mengaku Belanjaanya Berat, Jokowi dan Keluarga Borong Alat Dapur hingga Buah, Apa Saja?
Setelah membeberkan satu bukti bahwa dirinya benar-benar mendukung mati-matian Prabowo-Sandi, Jansen kemudian menyinggung tuduhan tidak serius yang ditujukan pada AHY dan SBY.
"Yang kedua begini, saya kasih fakta empirik kembali ya, ini kan bermula bahwa Partai Demokrat, Pak SBY dan AHY tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi begitu," kata Jansen.
"Saya kasih fakta empirik kembali, contoh misalnya, di Cikeas itu Pak Prabowo menang, di Kabupaten Pacitan, kampungnya Pak SBY, Pak Prabowo menang telak dari Pak Jokowi."
"Di Jawa Timur itu di Pemilu ini, Pak Prabowo itu kalah 8 juta suara, Pak Prabowo itu hanya menang di 2 kabupaten, Kabupaten Pacitan kampung Pak SBY dengan Bondowoso," jelasnya.
• Bicarakan Pertemuan AHY dan Jokowi, Pengamat: Ini Kode Keras Demokrat Beralih Koalisi ke Kubu 01

Menyebutkan sederet bukti bahwa Partai Demokrat sepenuhnya mendukung Prabowo-Sandi, Jansen lantas menyinggung perolehan suara di TPS Sandiaga Uno.
"Di TPS AHY, Pak Prabowo menang, yang jadi anomali, yang jadi pertanyaan kita, di TPS Sandiaga Uno, yang calon wakil presiden itu, Prabowo-Sandi kalah," kata Jansen.
"Itu makanya pertanyaannya sekarang, yang tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi siapa?" tanyanya kemudian.
"Siapa yang tidak serius, itu fakta empirik," tambah Jansen.
Lihat videonya di menit 11:00.
(TribunWow.com/Atri/Nila)
WOW TODAY: