Terkini Nasional
Jelaskan Kejanggalan Kematian Perusuh, Kapuskamnas UBJ Ungkap Keterlibatan Purnawirawan TNI
Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Kapuskamnas) UBJ, Hermawan Sulistyo menjelaskan adanya kejanggalan kematian perusuh dalam aksi 21-22 Mei.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Kemudian ia memaparkan bahwa aksi penembakan itu tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh aparat kepolisian.
Namun demikian, ia menilai bahwa saat kejadian berlangsung aparat kepolisian tidak mungkin menembakkan peluru kepada para perusuh.
"Logikanya ngapain polisi nembak bikin perkara yang menyusahkan mereka sendiri," papar Hermawan.
"Kan enggak mungkin."
"Kita berbuat sesuatu yang bikin kita susah kan enggak mungkin."
"Logika umumnya kan seperti itu," tandasnya.
• Hari Ini Kivlan Zen Penuhi Panggilan Penyidik sebagai Tersangka Makar
Simak videonya di menit 1.37
Diberitakan sebelumnya, Hermawan juga sempat membeberkan sejumlah kejanggalan kelompok perusuh dalam Aksi 22 Mei.
Hal itu disampaikan Hermawan saat menjadi narasumber Kompas Petang, Selasa (28/5/2019).
Pertama, Hermawan menjelaskan bahwa para perusuh dari sejumlah wilayah masuk ke Jakarta dinilai terlalu gampang.
• Mahfud MD Singgung Peluang Kemenangan Prabowo dalam Gugatan Pilpres: MK Tak Boleh Diteror Siapa Pun
Untuk itu, ia menilai ada kejanggalan jika para perusuh dari luar Jakarta bisa masuk dengan mudah menuju lokasi terjadinya unjuk rasa.
"Ini bagaimana begitu 'bung, bung, bung, bung' (terjadi rusuh -red) kerusuhan terus nyebar bisa masuk ke gang-gang dengan cepat dengan aman," ujar Hermawan.
"Itu artinya ada yang ngarahin atau sudah dilatih sebelumnya untuk menyelamatkan diri masuk kemana-kemana, itu satu," sambungnya.
Hermawan juga mengungkapkan kejanggalan lainnya yang diwarnai aksi penembakan.
Ia mengungkapkan bahwa dari delapan orang yang meninggal akibat tertembak, tidak diketahui siapa yang membawa mayat menuju rumah sakit.