Terkini Nasional
Jelaskan Kejanggalan Kematian Perusuh, Kapuskamnas UBJ Ungkap Keterlibatan Purnawirawan TNI
Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Kapuskamnas) UBJ, Hermawan Sulistyo menjelaskan adanya kejanggalan kematian perusuh dalam aksi 21-22 Mei.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
"Kedua, yang paling kritis itu sebetulnya korban penembakan," jelas Hermawan.
"Delapan orang yang mati itu sampai sekarang tidak ada data satu pun di semua rumah sakit yang dikirim mayatnya, yang bawa mayatnya itu siapa."
"Enggak ada datanya," imbuhnya.
• Mantan Ketua MK Mahfud MD Desak Aparat Usut Tuntas Kerusuhan 22 Mei: Ini Pasti Ada Dalangnya
Lebih lanjut Hermawan menilai ada kejanggalan jika melihat bekas luka tembak para korban.
Menurutnya, jika aparat yang melakukan tembakan, seharusnya bekas luka tembakan di tubuh korban lebih dari satu.
"Yang luka tembak, empat orang yang ke rumah sakit polri itu semua single bullet," ungkap Hermawan.
"Ketembak dari samping kanan, di leher."
"Single bullet itu satu peluru nembak dan kenanya kepala."
"Kalau polisi, dia pasti dor, dor, dor (sembari memperagakan gaya menembak), banyak."
"Biasanya lubangnya enggak hanya satu."
"Dan yang paling gampang nembak badan, ada lubang dua di depan atau di belakang," tambahnya.
• Jawaban Ali Ngabalin saat Ditanya Apakah Polisi Berani Ungkap Dalang Aksi 22 Mei secara Gamblang
Dengan tegas dirinya memastikan bahwa yang melakukan aksi penembakan dalam kerusahan bukan dari aparat.
"Bukan dari polisi," tegasmya.
Selain itu, ia lantas menyinggung senjata yang biasa digunakan oleh perwira berjenis glock.
"Glock memang senjata polisi dengan jarak pendek, tapi kan enggak ada perwira yang di depan,"