Breaking News:

Pilpres 2019

Heran dengan Pernyataan Prabowo yang Tolak Hasil Pemilu, Komisioner KPU: Hasilnya Saja Belum Ada

Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan turut angkat bicara soal pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menolak hasil Pemilu 2019.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan di KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan turut angkat bicara soal pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menolak hasil Pemilu 2019.

Seperti dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Wahyu mengaku heran dengan sikap Prabowo tersebut.

Pasalnya, terang Wahyu, hasil rekapitulasi suara saja masih belum diumumkan oleh KPU.

Diketahui, KPU baru akan mengumumkan hasil rekapitulasi pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Kita makanya berpikir begini, ini kan hasil Pemilu belum ditetapkan. Kita baru akan menetapkan hasil Pemilu tanggal 22 Mei. Jadi yang ditolak apanya? Wong hasilnya saja belum ada," ungkap Wahyu di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019).

Meski Tolak Hasil Pilpres, Fadli Zon Sebut Kubu 02 Tak akan Ajukan Gugatan ke MK: Buang-buang Waktu

Ia lantas meminta kepada semua pihak menunggu KPU menyelesaikan tugasnya hingga 22 Mei.

Setelahnya, ujar Wahyu, barulah peserta pemilu dipersilakan mengambil sikap atas hasil yang sudah diumumkan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Berilah waktu KPU bekerja sampai tanggal 22 Mei. Setelah itu, silakan mengambil sikap sesuai aturan perundangan yang berlaku," tegas Wahyu.

Sementara itu dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Wahyu sempat mempertanyakan pernyataan Prabowo yang menurutnya tak sejalan dengan sikap saksi kubu Prabowo-Sandiaga saat ikut rapat pleno rekapitulasi nasional di kantor KPU.

Disampaikannya, saat rapat tersebut, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi belum pernah mengungkapkan data hasil pilpres milik mereka yang diklaim datanya sangat berbeda dengan penghitungan KPU.

Prabowo Tolak Hasil Pemilu, Abdul Kadir Karding: Beliau Tak Menghargai Hukum di Indonesia

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan
Komisioner KPU, Wahyu Setiawan ((KOMPAS.Com/Fitria Chusna Farisa))

Wahyu kembali menilai bahwa tak baik jika membangun narasi adanya kecurangan.

"Tidak bijak membangun narasi ada kecurangan, tetapi dalam rapat pleno rekapitulasi justru tidak menunjukkan data-data yang mereka miliki," jelas Wahyu.

"Membangun narasi kecurangan di luar rapat pleno rekapitulasi justru dikhawatirkan akan memperkeruh nalar publik."

"Harusnya sampaikan saja di rapat pleno jika ada data yang berbeda," sambungnya.

Tanggapi soal Prabowo Tolak Penghitungan Suara KPU, Mendagri: Pemilu yang Sukses Jangan Dicederai

Menurutnya, saat rapat pleno rekapitulasi justru seharusnya dijadikan ajang untuk adu data terkait kepentingan hasil Pemilu 2019.

Selain Wahyu, Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik juga memberikan pendapatnya atas pernyataan Prabowo itu.

Evi meminta agar pihak-pihak yang menuding adanya kecurangan dalam pemilu bisa menempuh mekanisme yang sudah disediakan dalam undang-undang.

Evi menilai, tidak benar jika ada yang meneriakan dugaan kecurangan ke publik, tetapi tidak diikuti dengan langkah penyelesaian.

"Tidak perlu misalnya kita mengucapkan (curang) di luar tapi kita tidak melakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan ataupun mencari tahu kebenaran daripada kecurangan tersebut," kata Evi di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019).

Evi memaparkan, seluruh mekanisme pemilu itu telah diatur dalam undang-undang, mulai dari penghitungan suara, rekapitulasi, individu yang menyatakan keberatan, partai yang keberatan, hingga pasangan calon yang keberatan.

Jika ada proses pemilu yang diduga curang, siapapun bisa melapor ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti dan melakukan investigasi.

Hasil dari investigasi Bawaslu selanjutnya akan disampaikan ke KPU sebagai rekomendasi.

BPN Prabowo-Sandi Tolak Hasil Pemilu, TKN Jokowi-Maruf: Tidak Dibangun atas Data dan Fakta

"Sehingga semuanya terbuka, ada mekanismenya. Sehingga itu seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik," ujar Evi.

Evi juga menegaskan, jajaran KPU selalu memberikan arahan dalam setiap forum rekapitulasi, baik di tingkat bawah maupun pusat.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar jika terjadi permasalahan, dapat dilakukan cross check dan sinkronisasi.

Sehingga, data-data yang direkap dan ditetapkan di tingkat bawah dipastikan sudah benar hingga ke tingkat pusat.

Namun, karena ada tudingan kecurangan pemilu, Evi menegaskan pihaknya siap untuk mengikuti proses yang telah diatur dalam undang-undang, selama pihak yang menuding adanya kecurangan itu melapor ke Bawaslu.

"Kami siap untuk menunggu itu (proses di Bawaslu), di mana kecurangan itu kita siap untuk menindaklanjuti," katanya.

Prabowo Tolak Perhitungan KPU

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyatakan sikap akan menolak hasil perhitungan suara Pilpres 2019.

Hal tersebut seperti disampaikan Prabowo saat memberikan pidato di pertemuan "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Prabowo menegaskan, dirinya akan menolak hasil pemilu, karena masih adanya kecurangan-kecurangan yang ditemukan.

"Sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan pemilihan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakjujuran," tegas Prabowo.

Komentar Perludem soal Prabowo yang akan Tolak Penghitungan Suara: Tantangan Bagi KPU

Prabowo menyebutkan, dirinya sebenarnya masih menaruh harapan pada kejujuran KPU.

"Kami masih menaruh secercah harapan. kami mengimbau insan-insan di KPU, kami mengimbau kau anak-anak Indonesia yang ada di KPU, sekarang nasib masa depan bangsa Indonesia ada di pundakmu, kau yang harus memutuskan," kata Prabowo.

"Kau yang harus memilih, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia, atau meneruskan kebohongan, ketidakadilan, berarti kau mengizinkan penjajahan terhadap rakyat Indonesia. Kami masih menaruh harapan kepadamu," imbuh dia.

Calon Presiden 02, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya akan membuat surat wasiatnya, Selasa (14/5/2019).
Calon Presiden 02, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya akan membuat surat wasiatnya, Selasa (14/5/2019). (Capture YouTube Gerindra TV)

Prabowo mengatakan, dirinya dan sang cawapres, Sandiaga Uno sebenarnya tidak berambisi pribadi.

Prabowo bahkan menceritakan bahwa dirinya ingin beristirahat saja.

"Saya dan saudara Sandi bukan atas ambisi pribadi kita ingin jadi apa-apa. Demi Allah tidak ada niat," ungkap Prabowo.

"Sesungguhnya kalau kau tanya hati saya, saya inginnya istirahat. Tapi saudara-saudara, setelah saya keliling, setelah saya melihat mata daripada rakyat kita, setelah saya pegang tangan mereka, setelah saya merasakan getaran dan saya mendengarkan ungkapan-ungkapan mereka, harapan mereka rakyat Indonesia, penderitaan rakyat, harapan rakyat akan suatu negara yang adil itu telah menjadi bagian dari diri saya," ujar Prabowo.

"Karena itu tidak mungkin saya meninggalkan rakyat Indonesia. Saya akan timbul dan saya akan tenggelam bersama rakyat Indonesia," tegas dia.

Simak video lengkap pidato Prabowo di menit ke 1:37:44:

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

 

WOW TODAY:

Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved