Pemilu 2019
TKN Arsul Sani: Kalau Kursi Sudah 60 Persen, Kita Tak Tambah Anggota Koalisi Baru
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arusl Sani menyebut pihaknya tidak akan menambah anggota koalisi baru.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasioanal (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menyebut pihaknya tidak akan menambah anggota koalisi baru.
Arsul Sani mengatakan bahwa hal itu mungkin akan dilakukan jika Koalisi Indonesia Kerja dari Jokowi-Ma'ruf sudah mencapai 60 persen.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Arsul Sandi melalui tayangan Kompas Malam, Senin (13/5/2019).
• Reaksi Kivlan Zen saat Ucapannya akan Lawan Kecurangan Pilpres Disebut Tak Lebih dari Gertak Sambal
"Sebagian teman teman berpendapat kalau kursi kita itu sudah 60 persen, maka ada juga yang mengusulkan untuk tidak menambah anggota koalisi baru ya," ujar Arsul Sani.
"Karena dianggap kekuatan di parlemen sudah cukup solid," sambungnya.
Namun demikian, ia menyatakan bahwa hal itu masih belum dibicarakan secara formal dengan elite politik lainnya.
Bagaimana pun keputusan nantinya, soal usulan koalisi tersebut diserahkan kepada Calon Presiden Jokowi.
Ia percaya bahwa Jokowi akan mendengarkan usulan dari sejumlah partai koalisi yang ada.
• Soal Ucapannya akan Diskualifikasi Jokowi-Maruf, Kivlan Zen: Siapa Pun yang Halangi, Kita Lawan
"Tetapi ini kan diskusi di antara kita, tentu terpulang kepada Pak Jokowi sebagai presiden sebagai kepala pemerintahan, sebagai kepala negara untuk memberikan putusan finalnya ya," jelas Arsul Sani.
"Dan kami juga percaya bahwa pada akhirnya juga Pak Jokowi akan mendengarkan juga masukan dari partai-partai koalisi yang ada."
"Kita belum bicara duduk dalam arti secara formal, tapi kan kalau ketemu sambil kayak kemarin itu buka puasa bersama tentu adalah pembicaraan-pembicaraan seperti itu," tandasnya.
Simak videonya di sini.
• TKN Klaim Suara Jokowi-Maruf Capai 80 Juta, BPN Prabowo-Sandi: Bisa Dibayangkan Tidak?
Sebagaimana diketahui, PAN dan Demokrat santer dikabarkan akan berpindah koalisi dari koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal ini menyusul pertemuan kedua petinggi partai, Zulkifli Hasan dari PAN dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat dengan sang calon presiden petahana, Jokowi.
Mengutip Kompas.com, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyebutkan, partainya membuka peluang untu pindah koalisi ke koalisi pemerintah.