Pilpres 2019
Disebut Kini Sibuk Urusi Bawaslu, Mahfud MD: Tak Lama Lagi Bisa-bisa Bawaslu yang Diserang
Mahfud MD angkat bicara saat disebut tengah sibuk mengurusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahakamah Konstitusi, Mahfud MD angkat bicara saat disebut tengah sibuk mengurusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Dilansir oleh TribunWow.com, tanggapan itu disampaikan Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (27/4/2019).
Mulanya seorang warganet dengan akun @spionase4 menanyakan mengapa saat ini Mahfud MD tampak sibuk mengurusi persoalan seputar Bawaslu.
"Prof kok sekarang prof sibuk ngurusin Bawaslu ya prof?" ujar warganet @spionase4.
• Begini Komentar Mahfud MD saat Diminta Said Didu Jelaskan Orang yang Dituduh Termasuk Garis Keras
Menanggapi hal itu, Mahfud MD lantas mengungkapkan alasannya.
Mahfud MD mengatakan, sebab tidak lama lagi Bawaslu kemungkinan akan mendapat serangan.
Namun, Mahfud MD tidak menjelaskan serangan yang ia maksud.
Dirinya hanya mengatakan supaya nantinya tidak ada yang terkejut.
"Karena tak lama lagi bisa2 Bawaslu yang diserang.
Biar nanti tak kaget," jelas Mahfud MD.
• Jawaban Para Menteri yang Namanya Disebut Masuk Daftar Calon Menteri Jokowi-Maruf Amin

• Kritisi Jumlah KPPS Meninggal Terus Tambah, Hinca Pandjaitan: Jika Perlu Hentikan Dulu Penghitungan
Pernyataan warganet tersebut diketahui untuk menanggapi kicauan Mahfud MD sebelumnya mengenai C1.
Mahfud MD sempat memberikan tanggapan mengenai Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang meminta data surat suara Pilpres 2019 atau C1 kepada Bawaslu.
Hal itu bermula dari seorang warganet dengan akun @maskot_mendra menanyakan bahwa BPN meminta C1 ke Bawaslu padahal BPN telah memiliki data C1 dari para relawannya.
"Frof...frof... Tim BPN sudah punya data C1 dari para Relawan.. Yg di kirim dari group relawan," tanya @maskot_mendra.
• Tanggapi Isu soal PAN akan Pindah Bergabung dengan Jokowi, Sekjen PAN: Itu Kesimpulan Terlalu Dini
Mahfud lalu menanggapi dengan menuliskan hal itu dilakukan untuk membandingkan C1 yang dimiliki Bawaslu dengan milik BPN.