Pilpres 2019
Hadir di Program Rosiana Silalahi, Andi Wijayanto Sebut Ada Tim yang Lakukan 'Propaganda Rusia'
Andi Wijayanto menerangkan bahwa sebelum dirinya hadir dalam program talkshow yang dibawakan oleh Rosiana Silalahi, dirinya melakukan sejumlah riset
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Bobby Wiratama
Lebih lanjut, Riza mengungkapkan jika untuk menjaga hubungan antar negara, sebaiknya pihak pemerintah tak mengaitkan nama sebuah negara dengan hal-hal yang berbau negati layaknya propaganda.
"Poin kedua, saya kira kalau disebut propaganda Rusia, kan belakangan diklarifikasi, itu cuma sebutan saja. Tapi kan, ya harusnya Presiden memahami. Jangan sebut Rusia, suatu negara, yang hubungannya baik," tutur Riza melanjutkan.
Ia menyayangkan penyebutan nama Rusia dalam propaganda tersebut lantaran yang menyebutkan adalah Jokowi yang notabene masih berstatus sebagai kepala negara.
"Ya sebut aja yang lain. Istilah lain, katakanlah propaganda lainnya. Jangan menyebut negara. Apalagi dihubungkan dengan pilpres Amerika. Itu kan jadi membuka celah komunikasi diplomatik kita. Kan itu Presiden, bukan Budiman, bukan Ariza yang menyampaikan," jelasnya kemudian.
• Mardani Ali Sera hanya Terbahak dan Tak Dapat Giliran Bicara saat Ferdinand dan TKN Berdebat Seru
Sementara itu, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko menyebutkan bahwa penyebutan kata 'Propaganda Rusia' tidak mengganggu hubungan diplomatis antar kedua belah pihak.
Justru Budiman menuturkan bahwa belum lama ini pihak Rusia yang diwakilkan oleh duta besar Rusia di Indonesia memberikan sanjungan atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Yang jelas, baru-baru saja kemarin Dubes Rusia di Indonesia bikin pernyataan memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apapun itu konteksnya. Tapi bahwa seorang duta besar Rusia yang mengatakan seperti itu, tentu dia punya pertanggungjawaban obyektif untuk mengatakan apresiasinya," kata Budiman
Budiman menjelaskan bahwa pihak Rusia sesungguhnya telah mengetahui dengan maksud digunakannya sejumlah nama-nama negara dalam sebuah pengistilahan.
"Dengan demikian, kekhawatiran Bung Ariza, thanks untuk kekhawatiran bangsa kita semua ya, tidak terjadi. Rusia juga tahu bahwa saat dulu kita menyebut flu Spanyol, kita berbicara soal macam-macam penyakit yang dihubungkan dengan sebuah bangsa, yang kemudian dia menjadi sebuah perbincangan tidak resmi tentang pengistilahan tertentu," jelasnya.
• Heran dengan Sikap BPN Prabowo-Sandi soal UU ITE, Jubir TKN Jokowi-Maruf: Sekadar Jualan Politik?
Hal itulah yang kemudian membuat hubungan antar Indonesia-Rusia menjadi baik-baik saja, walaupun kepala negaranya sempat menyebutkan kata 'Propaganda Rusia'.
"Terminologi itu ternyata tidak diikuti dengan memburuknya sesuatu seperti itu.
"Yang jelas hari ini ada CEO satu bank di Rusia sedang ada di Indonesia, misalnya seperti itu, dan mantan Menteri Ekonomi Rusia ada di Indonesia, kemudian kemarin duta besar Rusia mengatakan bahwa memuji dan mengapresiasi pertumbuhan ekonomi kita."
"Jadi apa yang dikatakan kekhawatiran itu tidak terjadi," ujarnya menjelaskan.
Lihat video selengkapnya di sini:
(TribunWow.com)