Pilpres 2019
Soal Tabloid Indonesia Barokah, Komisioner Bawaslu: Kantornya Tidak Ada
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkapkan bahwa Tabloid Indonesia Barokah tidak memiliki kantor
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Claudia Noventa
Di judul halaman enam itu dituliskan 'Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?: Membongkar Strategi Semprotan Kebohongan'.

• Nomor Punggung 7 Persib Bandung Menjadi Kepunyaan Esteban Vizcarra, Begini Komentar Atep Rizal
Terkait hal tersebut, Fadli Zon menyebut bahwa penyebar tabloid adalah 'pusat hoaks nasional'.
Namun, Fadli Zon tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang ia maksud dengan 'pusat hoaks nasional'.
Ia menyebut penyebaran tabloid tersebut sebagai satu cara kepepet untuk menghambat laju Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Pasti penyebar Tabloid hoaks ini Pusat Hoaks Nasional. Jd jelas ya siapa penyebar hoaks? Ini slh satu cara kepepet usaha menghambat laju @prabowo @sandiuno
Konten Tabloid Indonesia Barokah Diduga Tendensius terhadap Prabowo Cs, Judul Artikel Menyudutkan," tulis Fadli Zon.

Tim Sukses Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dhimam Abror menyebutkan bahwa Tabloid Indonesia Braokah penuh dengan fitnah.
"Kami juga minta Bawaslu selidiki tabloid gelap itu karena isinya full fitnah," ucap Dhimam seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (23/1/2019).
Dhimam mengungkapkan, bahwa Tabloid Indonesia Barokah itu telah beredar di Jawa Tengah.
Ia menyatakan, tabloid yang mengaitkan soal reuni 212 itu cenderung bersifat tendensius.
Terlebih lagi menurutnya tabloid tersebut juga menyudutkan calon presiden Prabowo Subianto.
Mengetahui hal itu, pihaknya akan melaporkan redaksi Tabloid Indonesia Barokah ke Dewan Pers.
"Kami juga segera akan laporkan tabloid itu ke Dewan Pers," tegasnya.
• Minta Bawaslu Selidiki Tabloid Isi Fitnah, Timses Prabowo-Sandi Laporkan Indonesia Barokah ke Polisi
Tampak tampilan depan tabloid bertuliskan 'Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?'.
Selain itu juga terlihat seorang yang memegang wayang di masing-masing tangannya.