Kabar Tokoh
Yusril Ihza Mahendra Jawab Tudingan soal Pembebasan Abu Bakar Baasyir karena Pilpres 2019
Yusril Ihza Mahendra angkat bicara soal tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa pembebasan Abu Bakar Baasyir terkait Pilpres 2019.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum PBB yang juga merupakan Penasihan hukum Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, angkat bicara soal tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa pembebasan Abu Bakar Ba'asyir terkait Pilpres 2019.
Hal tersebut disampaikan Yusril dalam teleconference di program 'Apa Kabar Indonesia Pagi' yang tayang di tvOne, Sabtu (19/1/2019).
"Orang bisa menafsirkan seperti itu. Satu fenomena yang terjadi bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda," kata Yusril.
Yusril tak mau ambil pusing atas tudingan yang dilayangkan pihak-pihak tersebut.
Pasalnya, tanggal Abu Bakar Ba'asyir bebas sebenarnya adalah pada 19 Desember 2018.
• Fakta Pembebasan Abu Bakar Baasyir, Minta Waktu 3 Hari hingga Rencana Kembali ke Solo
"Tapi sebenarnya kalau tepat waktu beliau di bebaskan tanggal 19 kemarin, itu sebenarnya sudah memasuki masa kampanye juga dalam pemilu 2019 ini," ujar Yusril.
"Jadi kalau tanggal 19 beliau juga dibebaskan, orang mengatakan ini ada kaitannya dengan kampanye atau tidak, hari ini atau kemarin dibebaskan, pertanyaan yang sama juga akan muncul," papar Yusril.
Yusril menjelaskan, alasan yang membuat Abu Bakar Ba'asyir tak bebas pada 19 Desember lalu adalah karena terhalang pada syarat-syarat pembebasan.
Abu Bakar Ba'asyir tidak mau menandatangani syarat yang berhubungan dengan prinsip.
Dirinya menolak untuk menandatangani surat yang meminta kesetiaannya pada Pancasila, dan NKRI.
Abu Bakar Ba'asyir, terang Yusril, tegas menyatakan hanya taat pada Allah, setia pada Islam, tidak pada yang lain.
• Beri Saran ke KPU, Refli Harun: Harusnya Fasilitasi Rakyat Bukan Tim Kampanye
"Yang dinegosiasikan dan diambil kebijakan dari Presiden itu adalah meringankan atau memudahkan syarat-syarat itu melalui kebijakan presiden," jelas Yusril kemudian.
Yusril menuturkan, Jokowi memiliki niat yang baik terkait kasus Abu Bakar Ba'asyir itu.
"Dan beliau mengutus saya untuk berbicara dengan pak Abu Bakar Ba'asyir dan saya melaporkan pada beliau hasil perkembangan pembicaraan," terang Yusril.
"Jadi kita menghormati keyakinan dan pendirian pak Abu Bakar Ba'asyir, orang yang sudah sepuh, tidak mudah untuk diubah pemikirannya," imbuhnya.