Breaking News:

Terkini Daerah

Kapolri Ungkap Tujuan Utama KKB Lakukan Aksi Penembakan di Nduga Papua

Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Papua yang dilakukan beberapa waktu lalu bermaksud dengan sengaja mencari perhatian sejumlah pihak.

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
Tito Karnavian - Kapolri 

TRIBUNWOW.COM - Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa aksi penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu, bermaksud dengan sengaja mencari perhatian sejumlah pihak.

Diketahui, kelompok ini melakukan aksi anarkis dan melakukan penembakan belasan orang pekerja yang sedang mengerjakan jembatan di Nduga Papua, pada 2 Desember 2018 lalu.

Pemicu gerakan KKB di Nduga Papua rupanya merupakan satu bentuk mencari simpati dan perhatian dari dunia internasional.

Ayo Bantu Korban Tsunami Selat Sunda Bersama Tribunnews.com melalui Dompet Kemanusiaan

Hal tersebut dijelaskan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, pada Kamis (27/12/2018).

Tito menjelaskan bahwa upaya kelompok tersebut mencari perhatian adalah dengan melakukan penyerangan pada anggota TNI dan Polri.

"Paling ringan bendera tapi kalau bisa mereka bergerak, kalau bisa serang TNI Polri. Tujuannya untuk eksploitasi masalah supaya menjadi isu nasional dan internasional," ujar Tito dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com.

Tito menilai bahwa hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan masalah kesejahteraan yang ada di Kabupaten Nduga, Papua.

Polda Papua akan Bangun Markas Brimob di Wamena Tahun 2019 Mendatang untuk Berantas KKB

"Kita hafal betul siapa saja kelompok di sana. Kalau kita melakukan tindakan keras, akar utamanya.

Kalau saya berpendapat akar masalah utamanya kesejahteraan, di daerah kepala burung yang sudah maju kenapa tidak," jelas Tito Karnavian.

Dugaan tersebut dilontarkan Tito lantaran menilik dari gerakan kemerdekaan yang pernah muncul di Papua sebelumnya.

Gerakan tersebut muncul di daerah Manokwari, Biak, dan Merauke.

Namun tak lama setelah adanya peningkatan kesejahteraan di daerah-daerah tersebut, gerakan kelompok-kelompok itu juga mulai menghilang.

Tito Karnavian
Tito Karnavian (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)

Tito meyakini dengan langkah yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo untuk membangun jalan trans Papua, akan memberikan dampak yang baik untuk masyarakat yang ada disana.

"Problematika yang ada di tengah pegunungan ini, mereka problematika masalah ekonomi karena terisolasi.

Oleh karena itu Presiden berkeras bangun trans Papua. Yang bisa mengkoneksikan Papua sehingga logistik biaya ekonomi rendah di sana," kata Tito Karnavian.

1 dari 3 Jenazah KKB yang Ditemukan Tim Gabungan TNI-Polri Dibakar Kelompoknya untuk Hilangkan Jejak

TNI Diminta Meredamkan Pengejaran

Jenderal Tito Karavian dalam keterangannya, menjelaskan bahwa saat ini sedang meminta jajarannya untuk meredam pengejaran KKB di Papua.

Hal tersebut berkaitan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru yang sangat dihormati oleh masyarakat Papua.

Kata Tito, perintah untuk gencatan senjata terhadap KKB Papua ini dalam rangka menghormati perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Khusus Natal dan Tahun Baru saya sudah perintahkan jajaran Polri di sana untuk cooling down dulu, gencatan senjata.

Kenapa? Karena Natal dan tahun baru, masyarakat di sana sangat menghargai gereja,” kata Tito dikutip dari Kompas.com.

Selama masa peredaman tersebut, aparat Polri dan TNI akan melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Papua.

"Seperti di sana kemarin ada perayaan Natal bersama. Jadi kita sedang perang merebut simpati publik. Siapa yang berhasil merebut simpati publik, dia akan menang," tutur Tito.

Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua.
Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua. (Surya.co.id)

Beredar Video Polisi Bersenjata Lengkap Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Papua

Meski sedang dalam upaya meredam pengejaran KKB selama Natal dan Tahun Baru, Tito menegaskan tetap melakukan pengejaran khususnya pelaku pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga.

"Intinya tetap dilakukan pengejaran, tapi tidak terlalu banyak diekspos. Ditangkap ya, sudah saja. Jangan (media) yang disampaikan pas lagi polisi mukul begini, maka digoreng lagi sama mereka (KKB).

Ini genderang propaganda mereka yang teman-teman bisa masuk tanpa sadar," kata Tito.

Polda Bangun Markas Brimob

Dikutip TribunWow dari Kompas.com, pada tahun 2019 mendatang, Polda Papua akan membangun markas Brimob di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Markas tersebut akan diisi dengan kompi khusus dari Brimob yang akan bertugas menangani segala konflik yang muncul di Papua.

Termasuk yang menjadi prioritas adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ada di wilayah Pengunungan Tengah Papua.

Hal tersebut dijelaskan oleh Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar dalam cara refleksi akhir tahun Polda Papua 2018, Jumat (28/12/2018) di Jayapura.

Martuani menjelaskan bahwa kompi khusus yang diterjunkan tersebut nantinya bejumlah 100 personil.

Mereka juga akan dilantih khusus di Kabupaten Lanny Jaya, yang dirasa sangat cocok untuk membina prajurit.

“Saat ini kami masih melakukan perekrutan siapa yang bakal ditugaskan dalam kompi ini. Pastinya fisik mereka harus sehat jasmani dan memiliki pemahaman intelijen yang kuat,” katanya.

Mantan Kapolda Papua Curigai Ada Mantan Anggota Polisi dan TNI yang Latih Segala Aksi KKB di Nduga

Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar didampingi Wakapolda dan Kabid Humas memaparkan refleksi akhir tahun 2018 di Jayapura, Jumat (28/12/2018).
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar didampingi Wakapolda dan Kabid Humas memaparkan refleksi akhir tahun 2018 di Jayapura, Jumat (28/12/2018). ((KOMPAS.com/JOHN ROY PURBA))

Lahan tersebut merupakan milik pemda setempat yang dihibahkan untuk dibangun markas Brimob.

“Selama ini kalau ada konflik yang dilakukan KKB, kita harus mengirim pasukan dari Mako Brimob di Kota Jayapura," terang Martuani.

Hal tersebut menjadi suatu kendala lantaran membutuhkan biaya dan waktu yang cukup lama.

"Itu butuh biaya besar dan waktu. Kalau ada personil bermarkas di Wamena, tentunya kita bisa cepat bergerak," teraang Martuani melanjutkan.

Tugas kompi khusus ini nantinya berfokus pada menjaga urusan kewilayahan.

"Tapi keberadaan mereka nantinya untuk back up tugas kewilayahan,” pungkasnya.

Wiranto Sebut KKB Papua adalah Sekelompok Orang yang Tak Sadarkan Diri

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Papua

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) diketahui memang mempunyai keanggotaan yang cukup kuat dan kerap mengelabuhi aparat dengan lokasi terpencil yang mereka pilih untuk persembunyian.

Diketahui sebelumnya, mereka telah menembak belasan pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak Kabupaten Nduga Papua, Minggu (2/12/2018).

Mereka juga diketahui melakukan penyerangan apda Markas TNI di kawasan Nduga Papua.

Dikutip dari Kompas.com, Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan jika KKB di Kabupaten Nduga bertanggungjawab atas pembantaian pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi.

Menurut keterangannya, Sianturi menjelaskan kelompok tersebut dipimpin oleh Egianus Kogeya.

"Selama ini kami sudah memetakan kekuatan KKB. Kelompok yang selama ini beroperasi di Kabupaten Nduga adalah kelompok KKB pimpinan Egianus Kogeya," ujar Letkol Sianturi, Selasa (4/12/2018).

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melalui akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) memberikan pernyataan atas pembantaian puluhan pekerja PT Istaka Karya.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melalui akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) memberikan pernyataan atas pembantaian puluhan pekerja PT Istaka Karya. (Facebook TPNPB)

TNI Bantah Tudingan KKB yang Sebut Pihaknya Lakukan Serangan Bom hingga Tewaskan Warga Sipil

Egianus Kogeya selama ini mempunyai catatan rapor merah oleh aparat Kepolisian dan TNI lantaran melakukan serangkaian aksi penembakan.

Ia juga menjelaskan jika setidaknya kelompok tersebut memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri secara paksa.

Letkol Inf Dax Sianturi mengungkapkan, kelompok KKB tersebut juga memang diketahui sering beroperasi di sekitar Kabupaten Nduga, Papua.

Kelompok tersebut mempunyai kekuatan sekitar 40 anggota.

Mereka kerap bersembunyi di hutan-hutan terpencil sehingga tidak terkontrol patroli polisi.

"Mereka mempunyai basis di hutan-hutan pedalaman di Kabupaten Nduga. Hutan-hutan ini sangat terpencil. Mereka menggunakan rintangan alam, sehingga partoli-patroli kami sangat sulit mencapai basis-basis mereka ini," ungkap Letkol Sianturi dilansir dari Tribunnews.com.

Kesulitan lainnya juga diungkapkan oleh Letkol Sianturi bahwa kelompok KKB kerap bergabung dengan masyarakat.

"Mereka juga sering bergabung dengan masyarakat sehingga kita tak bisa memastikan mana yang betul-betul KKB, mana yang hanya simpatisan dari KKB," jelasnya.

 (TribunWow.com)

Tags:
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)PapuaPolisiPenembakan pekerja di Nduga Papua
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved