Breaking News:

Bukan Rupiah, Warga Magelang Gunakan Mata Uang Ini sebagai Alat Tukar di Pasar Kebon Watu Gede

Warga di Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang menggunakan mata uang khusus sebagai alat tukar.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Tampilan uang NKRI baru di Gedung Bank Indonesia, Senin (19/12/2016). Bank Indonesia meluncurkan uang NKRI baru dengan menampilkan 12 pahlawan nasional, Adapun uang desain baru yang diluncurkan hari ini mencakup tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam. 

TRIBUNWOW.COM - Jika anda sedang berjalan-jalan di Kabupaten Magelang, tidak ada salahnya untuk dapat berkunjung ke Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

Pasar ini menawarkan nuansa wisata yang berbeda dengan memadukan wisata kuliner, wisata alam, wisata seni dan kebudayaan tradisional.

Sesaat memasuki Pasar Kebon Watu Gede, pengunjung disambut hawa sejuk pegunungan.

Lokasi pasar memang tak jauh dari salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah, yakni Gunung Sumbing.

Suasana di sana begitu asri, rumpun bambu dan rimbun pepohonan merindangi segenap penjuru pasar yang terletak di jantung desa yang terhimpit di lahan persawahan yang hijau membentang.

Seperti kembali kepada masa lalu saat masuk ke dalam pasar ini.

Andi Arief Tantang Budiman Sudjatmiko Tunjukkan Bukti soal SBY Perpanjang Kontrak Freeport

Pertama di pintu masuk, pengunjung disambut oleh para 'pegawai' pasar yang mengenakan pakaian tradisional jawa kuno.

Dalam bahasa jawa, mereka memberikan ucapan selamat datang kepada pengunjung dan menawarkan ' Benggol', mata uang khusus.

a
Benggol sebagai ganti alat pembayaran Pasar Kebon Watu Gede (Tribunjogja.com | Rendika Ferri K)

Di pasar ini memang rupiah kesannya tak laku, karena mereka menggunakan Benggol sebagai ganti alat pembayaran.

Seperti pasar-pasar kuno dahulu yang menggunakan mata uang kuno untuk melakukan jual-beli, sama halnya di Pasar Kebon Watu Gede ini.

Blongkeng ini ditukar dengan beberapa rupiah. Jika tak habis dibelanjakan dapat disimpan untuk digunakan saat pasar selanjutnya.

Pantauan Tribunjogja.com, beragam kuliner jadul dijual di pasar ini, mulai dari makanan tradisional seperti Clorot, Sengkulun, Kluban, Buntil, Sego Jagung, sampai berbagai macam olahan ketela Gethuk dan kawan-kawannya.

Minuman tradisional juga ada di sini.

Ada wedang uwuh, wedang jahe, selendang mayang, dawet ayu dan makanan lain yang mulai jarang ditemui
di masyarakat.

Dekorasi pasar pun kental nuansa tradisional. Lapak pedagang menggunakan gubuk, bangunan yang terbuat dari kayu dan bambu. Mejanya terbuat dari bilahan bambu yang ditatah dan direntangkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Rupiahuang kunoMagelang
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved