Terkini Nasional
KPAI Ungkap Pengakuan Remaja yang Minum Air Rebusan Pembalut: Dicampur Obat Warung
Sitti Hikmawatty mengungkapkan percakapan dirinya dengan seorang remaja yang ikut mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mabuk.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty mengungkapkan percakapan dirinya dengan seorang remaja yang ikut mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mabuk.
Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Jumat (9/11/2018), Sitti Hikmawatty mengatakan remaja itu membeli pembalut baru dan dicampurkan obat ketika direbus.
Air rebusan itu langsung diminum selagi masih hangat.
"Lagi hangat kemudian diminum. Tidak sempat masuk ke botol dulu," jelasnya, Jakarta, Kamis (8/11).
Tidak hanya pembalut, campuran lain juga dimasukkan ke dalam air rebusan.
"Mereka satu komunitas. Kalau sudah kumpul, ya suka eksperimen macam-macam. Bisa dicampur dari obat warung, bisa dicampur lain. Takarannya, suka-suka mereka," urainya.
• Tanggapan BNN & KPAI Terkait Isu Konsumsi Air Rebusan Pembalut yang Marak di Kalangan Anak Jalanan
Anak remaja itu, berdasarkan penuturan Sitti, ikut mengonsumsi air rebusan pembalut karena terbawa teman-temannya.
Teman-temannya ini bukan teman sekolah namun dari satu lingkungan rumah dan berada di daerah "slum".
"Mereka satu lingkungan rumah ya. Soalnya bukan komunitas satu sekolahan," ujar dia.
Sitti menuturkan tingkat pendidikan mereka juga beragam, dari SMP, SMA bahkan yang sudah lulus SMA.
Sebagian anak yang meminum air rebusan pembalut itu mengaku hanya ingin merasakan sensasi mabuk dari pembalut wanita.
Lanjutnya, Sitti mengatakan hingga kini belum ada laporan efek dari meminum air rebusan pembalut yang berujung pada aksi kriminalitas.
• Dokter Sebut Air Rebusan Pembalut Bisa Bikin Ketagihan Meski Tak Mengandung Zat Adiktif
Hanya saja, para remaja tidak kenal waktu untuk mabuk air rebusan pembalut yang juga dicampur dengan zat lain.
"Kalau mereka yang masih sekolah, bisa sore atau malam. Tapi, kalau mereka yang anak jalanan, dari pagi sudah mabuk," lanjutnya.
Sitti menegaskan pihak KPAI terus mendalami dan melakukan pendampingan agar hal ini tidak merugikan anak remaja itu sendiri hingga orang lain.