Pesawat Lion Air Jatuh
Hari Ketiga Lion Air JT 610 Jatuh, Sinyal Kotak Hitam Terdeteksi dan Satu Korban Teridentifikasi
Terhitung tiga hari pasca tragedi Lion Air JT 610 jatuh, sinyal kotak hitam terdeteksi dan satu penumpang teridentifikasi jelas.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sudah terhitung tiga hari pasca tragedi Lion Air JT 610 yang jatuh ke perairan Karawang, pada Senin (29/10/2018) lalu.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (30/10/2018), dalam hasil hari ini, Rabu (31/10/2018), Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan sinyal kotak hitam atau black box pesawat Lion Air JT 610 telah terdeteksi.
"Iya kira-kira seperti itu (sinyal kotak hitam telah terdeteksi)," ujar Soerjanto saat dimintai konfirmasi kepada Kompas.com dari Jakarta, Rabu (31/10/2018)
Kapal yang menangkap sinyal kotak hitam adalah Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Kapal tersebut memiliki peralatan canggih untuk mendeteksi benda di bawah laut.
Misalnya multibeam echosounder, alat dengan sonar untuk memetakan dasar laut.
Tak hanya itu, KR Baruna Jaya juga dilengkapi ping locater, alat yang bisa menerima sinyal dati kotak hitam atau black box serta Remotely Operated Vehicle (ROV), alat bawah air yang bisa dikendalikan dengan remote control.
Jika kotak hitam itu ditemukan maka petugas penyelidik bisa menemukan penyebab jatuhnya Lion Air JT 610.
• Menhub Umumkan Direktur Teknis Lion Air Dibebastugaskan, Politisi Demokrat: Apa Urgensinya?
Penyebab itu bisa dilihat dari beberapa sektor, antara lain kesalahan manajemen, kesalahan pada mesin pesawat, kesalahan kru atau kesalahan dari standard operating procedure (SOP).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunggu kotak hitam ditemukan untuk memutuskan sanksi bagi maskapai Lion Air dilansir Tribunnews.com, Rabu (31/10/2018).
"Sanksi ada di peraturan menteri. Sanksi baru bisa dilakukan setelah kita tahu apakah kesalahannya itu karena menajemen, pesawat atau karena kru, atau karena sop," kata Budi di Posko JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10/2018).

Meski masih menunggu, namun pihaknya telah meminta agar Direktur Teknik Lion Air Muhammad dibebas tugaskan terlebih dahulu.
Ini dilakukan agar Asif dapat fokus menjalankan pemeriksaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
• Temui Keluarga Korban Lion Air JT 610 Sambil Menangis, Pendiri Lion: Saya Juga Sangat Syok
Budi menjelaskan, keputusan ini dilakukan setelah pihaknya melakukan rapat secara sistematis yang melibatkan semua direktur dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta otoritas Bandara Soekarno-Hatta.
Diberitahukan sebelumnya, Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 dilaporkan jatuh di sekitar Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), dilansir dari Tribunnews, Senin (29/10/2018).
Pesawat Lion Air JT610 lepas landas pukul 06.20 WIB, Senin (29/10/2018), dari bandara Soekarno-Hatta, membawa 189 orang, yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 Pilot dan 5 pramugari.
Sekitar pukul 06.31 WIB, Pilot Pesawat Lion Air menghubungi ATC Soekarno-Hatta menyatakan mengalami kendala dan meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.
Tepat pukul 06.33 WIB, Air NAV menyatakan hilang kontak dengan Pesawat Lion Air JT 610.
• Australia Imbau Stafnya Tak Gunakan Lion Air Seusai JT 610 Jatuh, Ini Respons Pendiri Lion Group
Dari hasil evakuasi, tim pencarian telah menemukan serpihan jok/ busa tempat duduk pesawat dan potongan tubuh, kemudian potongan tersebut dimasukkan ke kantong jenazah yang kini tengah diidentifikasi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Sementara, mengenai hasil evakuasi potongan tubuh yang telah ditemukan Tim SAR Gabungan, pada Rabu (31/10/2018), telah menemukan perkembangan.
Tim Disaster Victim Identification bersama Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri berhasil mengidentifikasi satu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Irjen Pol Arthur Tampi, menjelaskan korban yang telah teridientifikasi yakni atas nama Cyntia Dewi, perempuan kelahiran Sidoarjo 12 September 1994.
Korban merupakan anak dari Bambang Supriyadi sebagai suami dan Surtiem sebagai istri yang beralamat Dusun Prumpon, RT 1 RW 1, Sukodono, Jawa Timur.
• Menhub Tunggu Kotak Hitam Ditemukan sebelum Tentukan Sanksi untuk Lion Air
Di dalam kantong tersebut, Arthur melanjutkan, terdapat bagian tubuh yakni tangan kanan lengkap dengan lima jarinya, kemudian menyambung satu bagian dada sampai perut.
Dari sana, Arthur mengatakan dilakukan perbandingan dengan sidik jari dari satu telunjuk yang kondisinya bagus dengan sidik jari di E-KTP milik korban dan akhirnya teridentifikasi.
"Dan itu menjadi satu bagian tak terpisahkan. Syukur Alhamdulillah ini akan menjadi lebih baik," tambahnya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)