Terkini Daerah
Dongkrak Pendapatan Ekonomi Masyarakat, LPUBTN KAS Rintis Gerakan Penanaman Jahe di Gunungkidul
Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani Nelayan Keuskupan Agung Semarang (LPUBTN KAS) di Kabupaten Gunungkidul merintis gerakan penanaman jahe.
Penulis: Vintoko
Editor: Wulan Kurnia Putri
Endro menilai, pemilihan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Dusun Gading V, Desa Gading, Kecamatan Playen, dalam ujicoba pengembangan tanaman jahe merupakan hal yang tepat.
Pasalnya, kekompakan wanita tani yang dipimpin Natalia Suminem ini pernah ditunjukkan dengan menyabet penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat DIY Tahun 2017 serta berlanjut KWT terbaik.
Melalui KWT Mekar ini, LPUTBN KAS juga kedepan akan menyiapkan dapur pembibitan jahe untuk dilebarkan lebih luas dengan KWT desa yang lain, taruna tani, maupun organisasi dan kelompok masyarakat yang turut berminat mengembangkan produktivitas jahe.
• 8 Makanan dan Minuman yang Tak Boleh Dikonsumsi Jika Ingin Memiliki Perut Rata
Terkait hal itu, Natalia Suminem menyambut baik langkah kerjasama yang terjalin dengan LPUBTN KAS.
Pasca pelatihan diikuti 50 anggota KWT ini akan segera ditindaklanjuti dengan persiapan pembuatan pupuk organik yang harus siap sebelum datang musim penghujan.
Anggota KWT Mekar juga telah sanggup menyiapkan lahan untuk penanaman jahe melalui pot atau polibag di pekarangan masing-masing, termasuk di lahan demplot yang sudah ada.
Terpisah, pengurus LPUBTN KAS, Istipramono membenarkan langkah progresif relawannya di Gunungkidul.
Lembaga yang dipimpinnya telah berusia puluhan tahun dalam dalam gerakan karya pelayanan kelompok tani buruh dan nelayan untuk perjuangan mewujudkan kesejahteraan umum.
Jahe memang komoditas yang tidak perlu dikuatirkan dalam pemasaran.
Terlebih banyak industri yang muncul tidak hanya jamu dan obat-obatan tradisional, melainkan sudah merambah inovasi baru seperti sirup dan ragam pangan olahan kreatif lainnya.
Menurut Isti, yang tengah dikenalkan relawannya di Gunungkidul di kalangan KWT sebenarnya cukup positif sebagai gerakan pemberdayaan.
Pada saatnya nanti, LPUBTN perlu meningkatkan kerjasama tidak hanya memproduksi jahe dan menjualnya secara mentah, tetapi kenaikkan tahap berikutnya yakni pengolahan pangan kreatif dengan tetap menggunakan bahan dasar jahe yang kini semakin beragam jenisnya.
"Tentu olahan inovasi kreatif berbahan jahe ini juga akan memperkuat Gunungkidul yang kini melejit dengan predikat kota tujuan pariwisata. Peluang ini harus kita ditangkap bersama-sama," kata Isti.
Di beberapa kota dan daerah, LPUBTN KAS juga merintis berbagai gerakan pemberdayaan masyarakat.
Seperti pengembangan koperasi credit union (CU), koperasi konsumen untuk kelompok buruh Semarang, pertanian edukatif di Sleman, produk kopi, wirabeasiswa kambing untuk pelajar, penguatan usaha kelompok tambak udang pantura.
Ada juga, industri kecil pembuatan sabun sampo bahan sere, pengembangan sorgum, dan ragam aktivitas lain yang menjadi implementatif ajaran sosial gereja.
Di mana gereja harus berani mewujudkan bonnum comune atau kesejahteraan umum yang tidak hanya dirasakan satu kelompok saja, tetapi sudah harus menjangkau semua orang. (*)