Kabar Tokoh
Dikait-kaitkan dengan Penyelenggaraan IMF-World Bank di Bali, Ini Tanggapan SBY
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkomentar atas penyelenggaraan IMF yang akan diadakan di Bali.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Mohamad Yoenus
Alasan yg menentang, pertama, pertemuan "besar-besaran" ini tak tepat dilaksanakan ketika kita tengah alami bencana. Tidak berempati.
Kedua, biayanya terlalu besar & dianggap sebagai pemborosan. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia tengah hadapi tekanan fiskal.
Jika dikaitkan dgn bencana, mungkin persiapan & perencanaan pertemuan ini sudah matang, sehingga tak bisa ditunda lagi.
Kalau itu alasannya, jadikan pula pertemuan ini sebagai wahana & forum solidaritas, termasuk "fundraising" utk bantu rakyat yg terkena bencana.
Acara yg dinilai tak sensitif thd suasana duka (bencana), bisa dibatalkan atau dikurangi. Hal begitu biasa dlm perhelatan internasional.
Terhadap kritik yg menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, pemerintah bisa berikan penjelasan & klarifikasi yg gamblang & transparan.
Biar tak jadi fitnah & "hoax", DPR RI bisa minta penjelasan kpd pemerintah & BPK juga bisa lakukan audit apakah terjadi pemborosan.
Negara kita miliki sistem & tatanan yg baik jika ada "perselisihan". Namun, berikan kesempatan kpd negara menjadi tuan rumah yg baik.
Demikian bagian pertama dari komentar saya ttg Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali ini. Bagian kedua insya Allah akan saya sampaikan esok," tulis SBY.
• Sindir Pengeluaran IMF, Ferdinand Hutahaean: Mengapa Mereka Tetap Ingin Berikan Kemewahan?
Sementara itu, dalam pertemuan tahunan IMF di Bali tersebut, satu di antara orang terkaya di dunia, Jack Ma dikabarkan akan turut hadir.
Pendiri Alibaba Grup ini dipastikan hadir oleh Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Peter Jacobs.
Jack Ma hadir untuk pembahasan digital ekonomi.
"Ada (Jack Ma). Dia sebenarnya orang-orang yang prominent (berpengaruh) ini pasti ada sesinya, menyangkut masalah digital ekoknomi," papar Peter saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Minggu (7/10/2018) yang dikutip dari Tribun Bali.
Selain membicarakan digital ekonomi, Jack Ma juga akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral atau pertemuan dengan negara lain.