Gejolak Rupiah
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Said Didu: Saya Sangat Memahami Betapa Berat Beban Menkeu Saat Ini
Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu memberikan tanggapan atas tugas Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu memberikan tanggapan atas tugas Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Said Didu melalui laman Twitter @saididu, Kamis (4/10/2018).
Said Didu menuliskan bahwa ia paham dengan beratnya beban Menteri Keuangan (Menkeu) saat ini.
Ia lantas menyingung soal defisit fiskal dan transaksi berjalan hingga nilai tukar rupiah yang melemah.
• Rupiah Tembus Rp 15.000, Menko Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Rasa Tidak Masalah
"Saya sangat memahami betapa beratnya Menkeu saat ini di saat defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan terjadi saat yg sama terjadi gempa, nilai tukar melemah, Ekspor tdk meningkat, penerimaan Negara sulit, utang yg jatuh tempo, dan Harga minyak dunia naik," tulisnya.
Sementara itu, mengutip Kontan.co.id, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencetak level terendah pada tahun ini.
Pada Kamis (4/10/2018) pukul 09.23 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.160 per dolar AS.
Sejak akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah telah melemah sebesar 1,72 persen dan merupakan posisi terendah dari Juli 1998.
Sentimen eksternal disebut menjadi faktor utama melemahnya nilai tukar rupiah.
Di antaranya, kenaikan harga minyak dunia dan posisi dolar AS yang tinggi.
Selain rupiah, nilai tukar di kawasan Asia juga turut mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Dari deretan mata uang Asia, hanya yen, yuan, dan dolar Hong Kong yang menguat.
Sementara itu, dolar berada di posisi tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia berada di posisi 96,06.
Indeks dolar AS dalam perdagangan sepekan terus menguat berturut-turut sejak Rabu (3/10/2018).