Terkini Daerah
Menjadi Penarik Perahu Eretan, Safei Bisa Sekolahkan Anak sementara Wandi Tak Punya Tempat Tinggal
Bekerja menjadi penarik perahu eretan di Jakarta masih menjadi lapangan pekerjaan karena sungai masih dijadikan jalan pintas bebas macet.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
Tarif yang dikenakan untuk satu kali eretan itu berkisar Rp 1.000 untuk pejalan kaki dan Rp 2.000-3.000 bagi pengendara motor.
• Kakek Berusia 63 Tahun Nekat Jualan Ganja di Pinggir Jalan
Cerita Wandi yang Tinggal di Perahunya
Sama-sama berprofesi sebagai penarik perahu eretan, Wandi (48) harus rela menginap di perahu tempatnya mencari nafkah tersebut.
Wandi, merupakan penarik perahu eretan di Kali Sodetan Sekretaris, Jakarta Barat.
Ia menginap di perahunya karena penghasilannya tak mencukupi bila digunakan untuk menyewa kontrakan di Jakarta.
Dikutip dari Tribun Jakarta, pria asal Brebes ini mengatakan hanya bisa mengantongi Rp 80 ribu rata-rata perharinya.
"Ngontrak duitnya enggak cukup. Sekarang yang naik eretan sudah enggak kayak dulu semenjak orang sudah pada punya motor sendiri," kata Wandi, Jumat (14/9/2018).
Perahu yang ditinggali Wandi pun juga memiliki laci yang digunakan sebagai tempat menyimpan pakaian Wandi.
Sedangkan pakaian yang dicucinya digantung di atas tali tambang bagian luar perahu.
Wandi tidur beralasan kursi kayu yang biasa diduduki penumpang.
• Kisah Kakek Penjual Kerupuk, Mengidap Penyakit Asma, Kaki Kanannya Patah dan Sebatang Kara
Wandi sedang makan di perahu eretan, tempat tinggal sekaligus untuk mencari makan di Kali Sodetan Sekretaris, Jakarta Barat, Jumat (14/9/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)
"Tidur ya di sini juga. Tapi eretannya saya taruh di tengah jadinya enggak ada orang yang bisa naik. Kalau sudah bangun baru saya taruh di pinggir lagi," kata Wandi.
Dalam satu bulan, Wandi harus membayar Rp 100 ribu kepada pengelola toilet umum di dekat Pasar Pesin.
Hampir sama dengan Safei, perahu eretan yang dikemudikan Wandi ini mengenakan biaya Rp 1.000 rupiah, walaupun ada yang memberinya sampai Rp 5.000.
Namun, berbeda dengan perahu eretan Safei yang banyak menerima penumpang menggunakan motor, Wandi memiliki pelanggan dari pejalan kaki yang akan ke pasar.
"Ramainya itu kan pagi karena banyak yang mau pada ke pasar. Kalau siang mah paling cuma satu-dua orang aja yang lewat. Nanti ramai lagi pas sore," kata Wandi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)