Breaking News:

Gejolak Rupiah

Staf Menteri ESDM Hadi Djuraid Sebut BBM Tidak Perlu Naik untuk Hadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Staf Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hadi Mustofa Djuraid memberika tanggapan terkait kabar bahan bakar akan mengalami kenaikan.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
Tribunnews
Hadi M Djuraid 

TRIBUNWOW.COM - Staf Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hadi Mustofa Djuraid, memberikan tanggapan terkait kabar bahan bakar akan mengalami kenaikan setelah rupiah anjlok.

Melalui Twitter miliknya, @HadiMDjuraid, Hadi menjelaskan bahwa bbm tidak perlu naik, Kamis (6/9/2018).

Hal ini dikarenakan impor minyak masih cukup besar dan nilainya melonjak seiring pelemahan rupiah.

Faizal Assegaf: Penunjukan Erick Thohir sebagai Ketua Timses Jokowi-Maruf Sangat Tepat

Berikut ini tweet dari Hadi yang dikutip TribunWow.com.

"Di saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, menaikkan harga BBM bersubsidi selalu jadi jalan pintas utk keluar dr tekanan. Kebijakan itu misalnya ditempuh pemerintah thn 2013.

 

Apakah kebijakan serupa akan dipilih pemerintah saat ini? Saya akan coba kultwit trkait isu tsb. Saya sarikan dr prbincangan Menteri ESDM Ignasius Jonan dg sejumlah Pemred, Rabu 5/9.

Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah saat ini, muncul desakan dr pengamat agar pemerintah menaikkan harga BBM. Beredar pula hoax yg mnyebut harga BBM naik pada Rabu 5/9 pkl 24.00.

Desakan itu didasarkan pada fakta bhw pelemahan rupiah dn melonjaknya harga minyak dunia menybbkn defisit prdagangan migas makin mmbesar dn mmperberat tekanan pd rupiah.

Sebab impor minyak kita msh cukup besar, nilainya melonjak seiring melemahnya rupiah, berkontribusi signifikan pd defisit neraca berjalan.

India Alami Krisis Keuangan, Nilai Tukar Rupee terhadap Dolar AS Tembus Angka Terburuknya

Jonan mmaparkan perspektif brbeda. Neraca perdagangan migas harusnya tdk hanya dilihat dr sisi ekspor dn impor migas, tapi jg penerimaan negara secara langsung dari lifting migas dalam denominasi dolar.

Menurut Jonan, kalau neraca perdagangan yang dihitung hanya ekspor migas dikurangi impor migas mmg defisit prdagangan migas kelihatan besar.

Dengan mmbandingkan ekspor dn impor migas, BPS mncatat defisit neraca perdagangan migas Semester I 2018 mencapai USD 5,39 miliar (Rp 78,84 triliun).

Data @KementerianESDM, pada Semester I 2018 penerimaan negara dari lifting migas mencapai USD 6,57 miliar. Sedangkan dari ekspor migas sebesar USD 5,89 miliar. Maka total penerimaan sektor migas mencapai USD 12,46 miliar.

 

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kementerian ESDMBahan Bakar Minyak (BBM)Rupiah melemahHadi Djuraid
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved