Breaking News:

Gejolak Rupiah

Teddy Gusnaidi Memaparkan Kondisi Ekonomi Indonesia di Era Jokowi, SBY, serta Krismon 1998

Teddy Gusnaidi sebut kondisi ekonomi Indonesia di era Jokowi disebabkan oleh faktor eksternal, tidak seperti saat era SBY dan krisis moneter 1998.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
Twitter
Teddy Gusnaidi 

10. Dolar kembali bermasalah ketika kebijakan Presiden SBY melakukan impor BBM dalam jumlah besar dan melakukan subsidi BBM besar-besaran ke masyarakat, membuat neraca perdagangan Indonesia defisit sehingga dolar menembus Rp.12.000,-, ini terjadi karena keteledoran pemerintah.

Ahmad Dhani Beberkan Obrolan Maia Estianty dan Mulan Jameela di Acara Ulang Tahun Al Ghazali

11. Di zaman Jokowi, subsidi BBM dicabut, kebijakan-kebijakan era SBY yang melemahkan perekonomian nasional diperbaiki sehingga ekonomi masyarakat kembali menguat dan perekonomian negara sehat. Kenaikan dolar saat ini terjadi karena persoalan eksternal, bukan seperti di zaman SBY

12. Walau harga dolar naik karena masalah eksternal, tapi tdk berpengaruh besar seperti pasca kerusuhan & jatuhnya rezim orde baru, karena ekonomi internal sehat. Masalah eksternal ini bisa disiasati dgn perbanyak ekspor, meminimalkan impor & negosiasi pembayaran yg jatuh tempo.

13. Tahun 1998, masyarakat merasakan lonjakan kenaikan harga, bukan karena krisis yang diciptakan external, tapi karena saat itu kondisi ekonomi negara rapuh ditambah terjadi kerusuhan dan tumbangnya rezim orde baru.

14. Siapapun Presidennya, pasti harga dolar akan seperti sekarang ini, kecuali Presidennya bisa menghentikan perang dagang antar negara-negara besar. Yang dilihat itu adalah apakah ekonomi negara ini sehat atau tidak. Kalau sehat, gak begitu pengaruh besar kenaikan harga dolar.

15. Jadi kalau ada yang teriak-teriak kenaikan harga dolar karena salah pemerintah, itu bodoh, karena ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Pemerintah salah kalau membiarkan ekonomi rakyat terganggu karena kerusuhan hingga stabilitas keamanan negara tidak stabil.

16. Karena kalau sampai terganggu stabilitas keamanan negara seperti tahun 1998, maka itu akan berdampak pada ekonomi internal negara ini. Itu yang menyebabkan kenaikan harga melonjak tinggi. Bukan masalah perang dagang amerika dan china.

17. Lihatlah, harga dolar sejak Jokowi menjabat di atas Rp.12.000,- hingga hari ini di atas Rp. 14.900,-, apakah harga-harga melonjak tinggi dan berimbas pada perekonomian masyarakat? tidak kan? Karena ekonomi negara ini sangat sehat dan stabil. Lalu kenapa diributkan?

18. Bakwan yang saya makan pagi tadi harganya satu Rp.1000,- saya tanya istri saya, katanya harga ini sudah dari tahun lalu. Padahal dolar tahun lalu Rp. 13.000,-. Kenapa masih sama? karena ekonomi kita sehat. Stabilitas keamanan masih terkendali dengan baik.

Rustam Ibrahim dan Andi Arief Berbalas Tweet soal Potensi Naiknya Harga BBM untuk Stabilkan Rupiah

19. Kenaikan dolar berdampak pada perusahaan yang membayar tagihan atau membeli barang dengan dolar. Biasanya ada negosiasi bisnis karena kenaikan nilai tukar ini, agar kerjasama terus lancar. Apalagi ekonomi nasional stabil seperti sekarang, membuat negosiasi bisnis lancar.

20. Jadi dengan ekonomi masyarakat yang stabil, bisa beli rokok sebungkus, bukan lagi ketengan seperti tahun 1998, maka jika ada kenaikan harga, bukan berarti kiamat, karena tidak terlalu berimbas seperti pada tahun 1998. Selama ini ada kenaikan harga pun tidak berpengaruh besar.

21. Karena ini masalah eksternal, maka semua warga negara harus bekerjasama. Paling tidak bersama2 tetap menjaga stabilitas negara, jangan sampai terjadi huru-hara sehingga ekonomi negara rusak seperti tahun 1998. Ini yg sangat penting yg harus dilakukan kita semua sekarang ini.

22. Para pihak yang berpotensi memanfaatkan kenaikan dolar agar terjadi kerusuhan, perlu ditindak tegas. Di saat pemerintah berusaha mensikapi gejolak dunia (eksternal), mereka malah sibuk menggerogotinya agar ekonomi bangsa yang stabil menjadi terpuruk.

23. Saya pikir cukup jelas ya.. dan mari kita bekerjasama untuk membantu pemerintah. Paling tidak kita tidak memanfaatkan kenaikan dolar ini dengan tindakan yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara kita tercinta.

Terima kasih," tulis Teddy Gusnaidi.

Halaman 2/3
Tags:
RupiahSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Joko WidodoKrisis ekonomiTeddy Gusnaidi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved